Wisata Gorontalo
Danau Limboto Gorontalo Diprediksi Bakal Lenyap di Tahun 2025, Ini Faktor Penyebabnya
Danau Limboto menyimpan beragam sumber daya alam dan memiliki nilai sejarah, budaya, dan sosial ekonominya.
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Danau Limboto menyimpan beragam sumber daya alam dan memiliki nilai sejarah, budaya, dan sosial ekonominya.
Secara administrasi wilayah, danau ini terletak di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo.
Danau Limboto turut membantu perekonomian masyarakat sekitar danau. Mereka memiliki mata pencaharian seperti Keramba Jaring Apung (KJA) di kawasan danau.
Keberadaan Danau Limboto juga sering dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi.
Pengunjung ramai-ramai mendatangi Danau Limboto untuk mengabadikan momen di sekitar danau tersebut.
Apalagi saat petang, panorama sunset (matahari terbenam) jadi favorit wisatawan lokal.
Namun, eksistensi Danau Limboto ini semakin hari kian terancam. Pendangkalan mulai terjadi di mana-mana.
Pada tahun 1932, Danau Limboto memiliki luasan 8.000 hektar dengan tingkat kedalaman 30 meter. Kini luas danau terus berkurang dan kedalamannya hanya tersisa 2,5 meter saja.
Akibat pendangkalan terus terjadi, Danau Limboto dikategorikan dalam 15 danau yang kritis di Indonesia dan diprediksi akan lenyap pada tahun 2025.

Melihat permasalahan itu, Society Indonesian Enviroment Journalist (SIEJ) Simpul Gorontalo bersama Biodiversitas Gorontalo (Biota), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Gorontalo, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Benua UNG, dan Forum Pecinta Alam Gorontalo (FPAG) menggelar diskusi terbuka.
Mengambil tema "Omon-omon Masa Depan Danau Limboto", diskusi itu digelar secara terbuka di depan gedung Sekretariat Mapala Benua. Acara ini dipandu SIEJ Simpul Gorontalo, Zulkifli Mantau.
Ada tiga pemateri dalam diskusi tersebut yaitu Biodiversitas Gorontalo, Rasyid Azhar, Dosen Universitas Negeri Gorontalo, Sri Sutarni Arifin dan Ketua Mapala Benua, Munawir Rizaldi.
Dalam diskusi tersebut Rasyid mengatakan pendangkalan dan tercemarnya danau Limboto di akibatkan oleh danau yang tidak dirawat kemudian juga karena sampah masyarakat yang dibuang dari berbagai sungai.
"Ada sekitar 23 sungai yang muaranya menuju danau Limboto, saya liat banyak masyarakat membuang sampah kesungai," ucap Rasyid.
Sementara Munawir memberikan solusi atas permasalahan tersebut, ia bersama mapala akan melakukan koordinasi dengan pemerintah kembali.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.