Imlek Gorontalo

Masyarakat Gorontalo Sangat Menanti Barongsai di Cap Go Meh Nanti

Adalah Nina Lihawa (40) warga masyarakat Gorontalo yang melihat perayaan Cap Go Meh dengan Barongsai sebelum pandemi Covid-19.

Penulis: Andika Machmud | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com/AndikaMachmud
Penjual buah menyambut baik rencana Barongsai di Gorontalo tahun 2024 ini. 

Senada dengan Nina Lihawa, Dzuki Usman berharap jika tahun ini lebih meriah.

Terakhir melihat sejak tahun 2020 sebelum Covid-19. Ia mengaku sampai saat ini tidak mengetahui alasan hilangnya atraksi tersebut.

"Saya itu suka sekali lihat permainan Tatung, atau mereka yang ambil angpai diatas rumah," katanya.

Dzukri mengetahui jika tahun ini akan diadakan kembali, namun ia merasa jalan disekitar akan mengganggu kenyamanan masyarakat.

Baca juga: Cerita Mani Akuba Saat Tolong Anak Sebelum Terbakar dalam Rumah di Gorontalo, Korban Beri Isyarat

"Itu jalan kan tempat orang nonton, pinggiran itu masih ada yang rusak, dan kebanyakan orang dari arah situ," ungkapnya.

Namun ia berharap atraksi tersebut tetap ada di tahun 2024.

"Ini kan lagi tahun pemilu, saya harap tahun ini (barongsai) lebih menghibur masyarakat, karena kan masyarakat lagi pusing dan stres akibat pemilu," tutupnya.

Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa atau 2 minggu setelah Tahun Baru Imlek.

Perayaannya diawali dengan berdoa di wihara, kemudian dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional Tionghoa.

Istilah Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien "Chap Goh Meh" (十五冥) yang berarti malam kelima belas.

Isitilah ini umum digunakan oleh Tionghoa Indonesia dan Malaysia. Di Tiongkok, nama yang umum adalah festival lampion (元宵節; Pinyin: yuánxiāo jié).

Perayaan Cap Go Meh telah dilakukan sejak abad ke-7 Masehi pada masa Dinasti Han di Tiongkok, terutama saat migrasi masyarakat Tionghoa ke wilayah bagian selatan Tiongkok.

Perayaan diadakan bersama oleh raja dan masyarakatnya pada malam tanggal ke-15 bulan pertama penanggalan Tionghoa.

Para petani memasang lampion berwarna warni di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-binatang perusak tanaman serta memperindah pemandangan.

Baca juga: Menikmati Kuliner dan Berenang dengan Pemandangan Laut di Blue Marlin Gorontalo

Selain itu, diadakan pertunjukan musik dan barongsai untuk memeriahkan perayaan. Setelah itu, Cap Go Meh kemudian diadakan secara turun-temurun oleh masyarakat Tionghoa yang tersebar di seluruh dunia.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved