Human Interest Story

Cerita Yahya Ahmad, Penjual Sapu Lidi yang Pernah Jalan Kaki hingga 15 Km

Namun, karena saat itu tidak ada yang membeli. Jadi Yahya pun berjalan kaki dari rumahnya yang berada di Jl Pasar Minggu perbatasan Kabila-Suwawa hing

TribunGorontalo.com/Prailla Libriana
Yahya Ahmad (70) ditemui saat berjualan sapu lidi, Jumat (2/2/2024). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Yahya Ahmad (70), seorang penjual sapu lidi pernah berjalan sejauh 15 kilometer (km) demi menghabiskan dagangannya.

Yahya merupakan warga yang tinggal di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Dirinya menjadi penjual sapu lidi sejak tahun 1980-an.

Dulu, Yahya pernah mengitari Kabupaten Bone Bolango untuk menjual sapu lidi dengan cara dipikul.

Namun, karena saat itu tidak ada yang membeli. Jadi Yahya pun berjalan kaki dari rumahnya yang berada di Jl Pasar Minggu perbatasan Kabila-Suwawa hingga ke Kabupaten Gorontalo tepatnya di terminal transit telaga.

"Dulu, waktu sepeda belum ada," ujarnya kepada TribunGorontalo.com.

Yahya bercerita bahwa dia yang dari Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango berjalan kaki hingga ke Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo banyak yang tak percaya.

"Ada itu komdan yang di situ (Telaga) tidak percaya, disuruh liatkan KTP, bru itu dia percaya," cerita pria yabg lahir di tahun 1954.

Yahya yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) sederajat awalnya bekerja menjadi petani disebuah lahan perkebunan. 

Namun, lambat laun Yahya di ajak oleh seorang temannya untuk ikut berdagang bersama dia.

Awalnya hanya berjualan jalan kaki, tapi pada 2019 Yahya diberikan sepeda oleh orang lain yang dia tidak kenal.

"Orang punya ini (sepeda)," ucap pria beranak dua ini.

Tak hanya sepeda, tapi sapu lidi yang dijualnya juga merupakan hasil karya orang lain.

Sapu lidi tersebut dijual dengan harga Rp 15 ribu rupiah perbuah.

Yahya mengungkapkan dari harga tersebut, dirinya sering mendapatkan keuntungan hanya Rp 2 ribu saja.

Kata Yahya, penjualan sapu lidi pada saat sekarang suda berkurang pembelinya. 

Dia kerap membawa 40 buah sapu lidi di sepedanya, namun dia selalu pulang dengan sapu lidi yang tersisa.

"Saya selalu bawa 40, tapi pulang-pulang sisa 30 buah," katanya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved