Cerita Abdurrahman Akuba, Penjual Siomai di Gorontalo

Cerita Aryo Ibrahim, Remaja Gorontalo Penjual Pisang demi Bantu Kebutuhan Adik dan Orang Tua

Aryo Ibrahim (19) rela putus sekolah. Ia menjadi penjual pisang yang memilih demi membantu ekonomi keluarga.

Di kawasan Masjid Nurul Yaqien Jl Madura, Kota Tengah, Kota Gorontalo, remaja Gorontalo ini duduk menjaga dagangannya.

Lapak berukuran 3x2 meter itu tempat Aryo menggantungkan harapannya bisa membantu kebutuhan adik dan orang tuanya.

Sesekali Aryo merapikan pisang di bilah bambu. Semua dagangan ternyata milik orang lain. Ia hanya diupah untuk melayani pembeli.

Kepada TribunGorontalo.com, Aryo bercerita bahwa upah didapatkannya untuk menafkahi dirinya. Sisanya ia sisihkan untuk keluarganya.

"Saya juga sudah tidak kepikiran kuliah, karena mau fokus dulu cari uang untuk sedikit membantu adik dan orang tua saya," ungkapnya.

Anak sulung itu mengaku sudah enam bulan menjalani pekerjaannya sebagai penjual pisang.

Ia mulai berjualan pukul 07.00 hingga 23.00 Wita.

Selama seminggu Aryo habiskan sebagian besar waktunya untuk menjual pisang.

Pisang yang dijualnya pun beragam. Ada pisang raja, tanduk, gapi, kepok, goroho, ambon, hingga pisang susu.

Aryo juga menjual semangka, kacang dan ubi jalar.

Pisang dijualnya seharga Rp8 ribu hingga Rp20 ribu. Semua bergantung jenis pisang.

Selama menjaga lapak, Aryo mengaku harus diuji kesabarannya. Tak sedikit orang hanya sekadar bertanya lalu berlalu pergi.

"Banyak dari pembeli yang selalu nawar jauh dari harga normal, sedangkan saya hanya jaga punya orang," ucapnya.