Berita Internasional

Jepang Berambisi ke Bulan Demi Satu Circle dengan Rusia, China, dan Amerika, Ini Jadwal Peluncuran

Misi ini membawa ambisi besar bergabung dengan klub eksklusif negara-negara yang pernah sukses mendarat di bulan.

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Kyodo/via REUTERS
Arsip Foto: Roket H-IIA diluncurkan di Tanegashima Space Center di pulau barat daya Tanegashima, Jepang, 7 September 2023. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Tepat setelah tengah malam waktu Tokyo Sabtu (20/1/2024), Jepang akan kembali mencoba pendaratan lembut di permukaan bulan dengan wahana Smart Lander for Investigating Moon (SLIM). 

Misi ini membawa ambisi besar bergabung dengan klub eksklusif negara-negara yang pernah sukses mendarat di bulan.

Klub ini diisi oleh Amerika Serikat, Rusia (dulu Uni Soviet), Cina, dan India, dan Jepang bertekad mematahkan rekor absennya.

Didesain untuk mendarat dengan presisi 100 meter dari target, SLIM bercita-cita merevolusi eksplorasi bulan.

Direktur JAXA, Hiroshi Yamakawa, membayangkan misi ini sebagai pembuka era baru pendaratan yang akurat di bulan.

Meski meluncurkan satelit pertamanya sebelum Cina pada 1970, Jepang menghadapi tantangan dalam beberapa tahun terakhir.

Prestasi Cina, termasuk pendaratan lembut di sisi jauh bulan pada 2019 dan pendaratan di Mars pada 2021, menambah tekanan pada Jepang.

Sebelumnya, JAXA sempat mengalami kemunduran. Pendaratan di bulan pada 2022 gagal, dan kegagalan komunikasi pesawat ruang angkasa terjadi pada April 2023.

Kemajuan juga terhambat oleh tantangan teknis, seperti kegagalan roket H3 dan ledakan yang melibatkan roket Epsilon.

Namun, momentum baru muncul. Perusahaan besar Jepang seperti Toyota dan Honda kini berkolaborasi dengan JAXA dalam proyek bulan.

Sukses di eksplorasi bulan dapat memperkuat posisi Jepang dalam "ekonomi bulan" yang sedang berkembang.

Kemitraan korporat juga melibatkan entitas seperti Japan Airlines, Mitsui Sumitomo Insurance, dan Citizen.

Jepang berambisi meningkatkan kehadiran keamanan di ruang angkasa di tingkat internasional.

Penambahan satelit mata-mata ke jaringan Jepang sejalan dengan perlombaan regional untuk teknologi ruang angkasa.

Memperkuat kemampuan pengawasan dan komunikasi berbasis ruang angkasa menjadi krusial untuk tujuan militer dii tengah persaingan.

Misi pendaratan bulan ini akan disiarkan langsung di kanal YouTube JAXA agar bisa disaksikan publik. 

Pendaratan yang diharapkan tak lama setelah tengah malam 20 Januari waktu Tokyo menandai momen penting dalam perjalanan eksplorasi ruang angkasa Jepang. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved