Berita Pohuwato

Warga Khawatir Melintasi Jembatan Panca Karsa Pohuwato yang Sudah Lapuk

Jembatan sudah lapok dan nyaris roboh menghantui masyarakat Desa Panca Karsa 2, Kecamatan Taluditi, Pohuwato, Gorontalo.

Penulis: Rahman Halid | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNGORONTALO/RAHMAN HALID
Jembatan sudah lapuk dan nyaris roboh menghantui masyarakat Desa Panca Karsa 2, Kecamatan Taluditi, Pohuwato, Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, POHUWATO - Jembatan sudah lapuk dan nyaris roboh menghantui masyarakat Desa Panca Karsa 2, Kecamatan Taluditi, Pohuwato, Gorontalo.

Jembatan tersebut menjadi akses warga untuk mengangkut hasil pertanian.

Jembatan ini hanya diperkuat kayu sehingga berbahaya untuk digunakan oleh pengendara kendaraan bermotor.

Jembatan tersebut sudah pernah memakan korban yang jatuh ke sungai.

Jembatan pertama wilayah transmigrasi yang menghubungkan Dusun Abadi dan Dusun Lembah Permai, Desa Panca Karsa II, Kecamatan Taluditi ini dibagun pada 2001.

Sejak itu, jembatan ini menjadi akses pertama warga transmigrasi. Warga mulai khawatir melintasi jembatan ini.

Jembatan Desa Panca Karsa 888889
Jembatan sudah lapuk dan nyaris roboh menghantui masyarakat Desa Panca Karsa 2, Kecamatan Taluditi, Pohuwato, Gorontalo.

Rio Suratinoyo (36) warga setempat mengatakan warga yang takut melintas apalagi membawa hasil pertanian di jembatan katu tersebut

"Kalaupun tidak segera diganti akan sedikit menghambat mata pencaharian dari kami, apalagi sudah beberapa kali memakan korban," tandasnya.

Kepala Desa Panca Karsa Dua, Budi Muliyono menambahkan, Dusun Lembah Permai,Desa Panca Karsa 2 adalah dusun yang didiami sekitar 100 Kepala keluarga yang berbatasan langsung dengan Desa Makarti Jaya. Sementara warga Dusun Abadi punya lahan pertanian di sebelah jembatan tersebut.

“Mungkin bisa dipikirkan bersama soal pembangunan jembatan ini, karena 100 kk yang mendiami desa saya semua bergantung dari hasil pertanian, sedangkan jembatan itu penghubung dengan Desa Makarti Jaya untuk menjual sedikit banyak hasil pertanian," tutupnya. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Risdiyanto Mokodompit mengatakan saat ini Pemkab Pohuwato sedang melakukan relaksasi pengembalian pinjaman dana PEN. Apabila hal ini disetujui oleh Kementerian Keuangan, maka akan ada pembahasan lebih lanjut untuk mengalokasikan kegiatan pembangunan jembatan.

"Akan diusahakan pembangunan jembatan ini, kalaupun pengembalian dana PEN telah tuntas," tandasnya.

Risdiyanto mengatakan jembatan dengan panjang 20 meter dan lebar 4 meter apabila dilakukan penanganan secara permanen berupa jembatan beton maka akan membutuhkan anggaran Rp 2 miliiar

"Setelah dihitung-hitung pembangunannya memakan biaya Rp 2 miliar lebih. Olehnya setelah urusan dana PEN telah selesai kita akan bahas soal ini," imbuhnya.
 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved