OPINI
Optimalisasi Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini dan Implementasinya di Tingkat Formal dan Nonformal
Ini merupakan cikal bakal dan generasi yang akan mengharumkan nama bangsa dan negara. melalui pendidikan, anak akan mendapat nasehat beserta bimbingan
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Penulis: Salsabila R Solang, Nabila, Zahwa Fitria Yusuf, Miranti Labdullah, Sri Rawanti M.Pd
PENDIDIKAN merupakan salah satu faktor utama dan mempunyai pengaruh yang sangat besar baik secara kualitas dan kuantitas bagi setiap manusia terkhusus untuk anak usia dini.
Ini merupakan cikal bakal dari generasi yang akan mengharumkan nama bangsa dan negara. melalui pendidikan, anak akan mendapat nasehat beserta bimbingan agar dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki .
Dalam artikel ini penulis membahas tentang kurikulum yang secara konsep adalah rencana kegiatan atau dokumen tertulis yang memuat strategi untuk mencapai tujuan.
Asosiasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (NAEYC) menjelaskan bahwa kurikulum dapat dilihat dari dalam proses pelaksanaannya terlebih dahulu.
Bahwa kurikulum tersebut mencakup semua perkembangan anak dan semua disiplin ilmu yang ada dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
Kurikulum juga disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan perkembangan zaman agar dapat di peroleh manfaatannya.
Apalagi, lembaga PAUD adalah lembaga pendidikan tingkat dasar yang berfungsi sebagai peletak berbagai kemampuan di awal kehidupan anak.
Karena itu perencanaan kegiatan dibuat secara sistematis agar dapat mencapai tujuan pengembangan potensi anak.
Perencanaan kegiatan dapat merujuk pada kurikulum yang sudah ada. PAUD melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui tiga jalur, yaitu formal, nonformal, dan informal.
1. Paud Formal
PAUD formal saat ini menggunakan kurikulum 2004 yang sering disebut dengan kurikulum berbasis keterampilan untuk menggantikan kurikulum sebelumnya.
KBK merupakan kurikulum nasional sebagai standar minimal yang dapat dikembangkan.
Pengembangan KBK dapat dilaksanakan dalam bentuk kurikulum satuan tingkat pendidikan yang disusun pada tingkat sekolah dan disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan sekolah.
2. Paud Nonformal
Banyak PAUD nonformal yang menggunakan Menu referensi umum sebagai acuan untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau pun kegiatan pengembangan lain.
Menu Generik memuat berbagai indikator yang dikembangkan pendidik pada seluruh aspek melalui perkembangan dan tahapan usia anak.
Definisi kurikulum menurut kamus bahasa Indonesia adalah kumpulan mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga-lembaga pendidikan.
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yaitu “Curriculae” menunjuk pada jarak yang harus ditempuh oleh pelajar pada waktu itu, oleh karena itu kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.
Kurikulum menurut UU No.20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Menurut Suryana, pengembangan kurikulum di Indonesia mendorong perbaikan proses pembelajaran, salah satu proses utama pembelajaran pada kurikulum pendidikan anak usia dini 2013 adalah pendekatan ilmiah berbasis pembelajaran.
Belajar ilmiah merupakan pencapaian tujuan melalui kegiatan anak-anak belajar. Anak-anak diharapkan dapat mengembangkan kemampuan untuk mengamati, bertanya, mencoba, alasan, dan berkomunikasi melalui proses pembelajaran yang dialami oleh anak untuk usaha penemuan pembelajaran.
Lalu menurut Susilo, kurikulum PAUD dapat diarahkan kepada pendekatan sentifik dan juga merupakan seperangkat rencana dan pengaturan, mengenai metode mengajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran PAUD.
Kurikulum PAUD bertujuan mengembangkan seluruh potensi anak agar ke depannya dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai kultur, budaya, dan falsafah suatu bangsa.
Karena itu, melalui kurikulum, anak dibimbing agar mampu memahami berbagai hal yang perlu anak diketahui di lingkungan pendidikan anak usia dini.
Akan tetapi yang perlu diketahui bahwa dalam penyusunan kurikulum di suatu TK, ada perbedaan tentang penerapan yang sering dipraktikan antara guru dan yang lain, bukan karena perbedaan kurikulm tetapi karena tergantung kreativitas sang pendidik.
Menurut Schubert, kurikulum ialah sejumlah progam kegiatan pembelajaran dan mata pelajaran yang direncanakan serta hasil belajar yang diharapkan, reproduksi kebudayaan, dan pengembangan kecakapan hidup.
Menurut Zais kurikulum bukan sekedar rencana yang tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional, dan memberi pedoman juga mengatur lingkungan serta kegiatan yang berlangsung di dalam kelas, Herry.
Sedangkan pengembangan kurikulum adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan kurikulum, ataupun suatu proses yang mengaitkan satu komponen dengan komponen lainnya agar menghasilkan suatu kurikulum yang lebih baik, dengan kata lain kegiatan penyusunan implementasi, evaluasi perbaikan dan penyempurnaan kurikulum
Menurut Dakir, pengembangan kurikulum adalah mengarahkan kurikulum yang ada ke tujuan pendidikan yang telah diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang bersifat positif yang datangnya dari luar atau dari dalam diri sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depanya dengan baik nantinya
Menurut Suryana, dengan menambahkan implementasi kurikulum tahun 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang sudah dirancang dengan sedemikian rupa agar anak didik bisa aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui beberapa tahapan.
Beberapa tahapan itu yaitu mengamati, merumuskan masalah, mengajukan rumusan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan segala konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Pendekatan suatu saintifik dimaksud untuk memberikan suatu pemahaman kepada anak didik tentang mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa suatu informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak berpatokan pada informasi searah dari guru saja.
Maka dari itu, kondisi pembelajaran yang sudah diharapkan tercipta dan bisa diarahkan untuk mendorong anak didik agar bisa mencari tau informasi dari berbagai sumber.
Proses tumbuh kembang anak yang mencakup pemantauan kondisi kesehatan dan gizi dapat menggunakan ukuran baku dalam Kartu Menuju Sehat . proses perkrmbangan anak usia dini mengikuti pola-pola umum perkembangan yang sesuai dengan yang umumnya terdapat pada masing-masing tahapan usia anak.
Ciri-ciri perkembangan yang terdapat dalam STPP masih bersifat umum, sehingga perlu diadaptasi sesuai perkembangan aktual pada masing-masing anak. sehingga setiap anak dapat mencapai STPP yang sudah tercantum di dalam Permendikbud No. 137 tahun 2014 sesuai dengan usianya, maka guru perlu merancang program bermain yang dapat menstimulasi aspek-aspek perkembangan anak dengan sesuai STPP.
Penyusunan perangkat pembelajaran adalah forum bagi guru untuk mengembangkan kegiatan bermain yang berbasis pendekatan saintifik sesuai pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013 sebagai kurikulum nasional
Pengetahuan, keterampilan, pemikiran inovatif dan kreativitas guru penting untuk mengembangkan kurikulum 2013 ke dalam program bermain yang dirancang dalam perencanaan pembelajaran di satuan PAUD.
Berkat kebijakan pendidikan dan otonomi daerah, maka guru mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan budaya dan karakteristik siswa di satuan PAUD.
Guru mempunyai kesempatan untuk menguraikan sendiri kompetensi dasar ke dalam setiap kegiatan yang akan dilakukannya di kelas. keterampilan dasar dijelaskan pada dalam materi pembelajaran disertai dengan rencana kegiatan, alokasi waktu, dan penilaian.
Dengan cara ini, program yang ada menjadi program yang tepat guna, inovatif, kontekstual, dan memenuhi kebutuhan untuk bersaing di tingkat daerah, nasional, maupun internasional.
Konsep Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Pembahasan tentang kurikulum anak usia dini tidak dapat terlepas dari sejarah.
Pada umumnya sejarah kurikulum anak usia dini tidak bisa terlepas dari 3 hal, yaitu tokoh bersejarah, seperti Caroline Pratt dan Jhon Dewey.
Lalu model atau teori kurikuler populer, seperti Maria Montessori atau Jean Piaget, serta perogram politik, publik, atau pemerintah, seperti Head Start (File, Mueller, & Wisneski.
Ketiga hal itu mempengaruhi perkembangan kurikulum. Kurikulum anak usia dini dihasilkan oleh ahli perkembangan dan pendidikan, hasil penelitian maupun teori ahli perkembangan dan pendidikan, maupun dari teori perkembangan, budaya serta kebijakan pemerintah.
Kurikulum yang menggabungkan ptaktik kerja yang dinamis, khususnya apa yang dapat dipilih anak-anak untuk dilakukan dan dibicarakan satu sama lain, dan apa yang praktis dilakukan dengan anak-anak untuk mendukung pembelajaran melalui permainan, hubungan timbal balik, serta pembelajaran yang tersusun dan responsif. (*)
Artikel ini adalah opini. Segala materi merupakan tanggung jawab para penulis.
OPINI : Dekadensi Moral dan Darurat Kekerasan pada Anak Usia Dini di Provinsi Gorontalo |
![]() |
---|
Merokok dan Kemiskinan: Analisis Kebijakan Publik untuk Memutus Siklus Kemiskinan Akibat Rokok |
![]() |
---|
Antara Hukum dan Kenyataan: Regulasi Perkawinan Anak Belum Jadi Tameng di Gorontalo |
![]() |
---|
Aktivis Perempuan Gorontalo: Labelling Bikin Korban Kasus Pelecehan Takut Melapor |
![]() |
---|
Edukasi Menjaga Kesehatan Mental Anak Melalui Layanan Paud Berbasis Teknologi Pembelajaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.