Perang Rusia Ukraina
Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-511: Takut, Afrika Selatan Tolak Bantu ICC Tangkap Putin
Update perang Rusia vs Ukraina hari ke-511, Rabu (19/7/2023): Afrika Selatan enggan membantu ICC untuk menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNGORONTALO.COM – Afrika Selatan mengurungkan niatnya untuk membantu Pengadilan Pidana Internasional (ICC) dalam upaya menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin imbas perangnya di Ukraina.
Sebagaimana diketahui, ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin atas tuduhan melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi anak-anak Ukraina ke Rusia.
Adapun Afrika Selatan akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak negara-negara BRICS yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, pada Agustus mendatang.
Afrika Selatan, sebagai anggota ICC, wajib menangkap Putin jika dia muncul sendiri di KTT BRICS tersebut.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-510: Pasukan Putin Luncurkan Gelombang Serangan Udara
Dilansir TribunGorontalo.com dari BBC pada Rabu (19/7/2023) atau hari ke-511 perang, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa membuat peringatan dengan beberapa minggu sebelum pertemuan internasional terjadi di Johannesburg, di mana Putin diundang.
Ramaphosa memperingatkan bagwa setiap upaya untuk menangkap Putin saat mengunjungi Afrika Selatan akan menjadi deklarasi perang melawan Rusia.
Namun apabila Putin meninggalkan tanah Rusia, dia akan dikenakan surat perintah penangkapan oleh ICC.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-462: Afrika Selatan Diminta Bantu Tangkap Vladimir Putin
Afrika Selatan terikat penandatanganan dengan ICC dan karena itu harus membantu penangkapan buronan pengadilan kriminal internasional.
Tetapi Afrika Selatan sudah menolak untuk menghormati kewajiban itu di masa lalu, sehingga memungkinkan perjalanan yang aman pada tahun 2015 ke Presiden Sudan saat itu Omar al-Bashir yang dicari ICC karena kejahatan perang terhadap rakyatnya sendiri.
Putin telah diundang ke Afrika Selatan pada bulan depan, saat negara itu menjadi tuan rumah pertemuan puncak untuk BRICS.
Blok ekonomi yang tumbuh cepat itu dilihat oleh beberapa orang sebagai alternatif dari kelompok ekonomi maju G7.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-388: Biden Dukung Penangkapan terhadap Putin oleh ICC
Partai oposisi terbesar Afrika Selatan, Aliansi Demokratik, telah pergi ke pengadilan untuk mencoba memaksa pihak berwenang melakukan penangkapan terhadap Putin seandainya dia menginjakkan kaki di negara itu.
Dokumen pengadilan mengungkapkan bahwa Ramaphosa dengan tegas menentang tindakan semacam itu, menyatakan bahwa keamanan nasional dipertaruhkan.
“Afrika Selatan memiliki masalah yang jelas dalam melaksanakan permintaan untuk menangkap dan menyerahkan Presiden Putin,” kata Ramaphosa dalam sebuah pernyataan tertulis.
“Rusia telah memperjelas bahwa menangkap presidennya yang sedang duduk akan menjadi pernyataan perang. Akan tidak sesuai dengan konstitusi kita untuk mengambil risiko terlibat dalam perang dengan Rusia.” lanjutnya.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-509: Putin Tegaskan Rusia Berhak Gunakan Bom Cluster
Ramaphosa menambahkan bahwa Afrika Selatan adalah salah satu dari beberapa negara Afrika yang mengadakan pembicaraan dengan Rusia dan Ukraina “dengan maksud untuk mengakhiri perang sama sekali”, dan upaya untuk menangkap Putin akan menjadi kontraproduktif.
Mengingat pada bulan lalu melihat misi perdamaian ke negara-negara Eropa, di mana pemimpin Afrika berharap mereka bisa membawa Ukraina dan Rusia ke meja perundingan bersama namun akhirnya gagal.
Banyak yang dibuat dari keengganan negara-negara Afrika untuk mendukung resolusi majelis umum PBB dalam mengutuk perang Rusia di Ukraina yang dimulai Putin sejak 24 Februari 2022 ini.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-507: Putin Gagal Cari Pengganti Bos Tentara Bayaran Wagner
Para koresponden mengatakan berbagai alasan tergantung pada negara, baik itu hubungan anti-apartheid Afrika Selatan dengan Uni Soviet, atau ketergantungan Mali pada tentara bayaran Wagner Rusia untuk melawan pejuang.
Ada juga hubungan ekonomi antara Rusia dan negara-negara Afrika, tidak terkecuali di Afrika Selatan.
Sementara itu seorang oligarki Rusia yang dikenai sanksi, Viktor Vekselberg, dikatakan sebagai salah satu donor terbesar untuk partai pemerintahan Afrika Selatan, Kongres Nasional Afrika (ANC).
(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.