Bocah Hanyut di Sungai Pohuwato

Hari ke-4 Pencarian Bocah Hanyut di Sungai Pohuwato, Tim SAR Gorontalo Masih tak Temukan Tanda-tanda

Laporan Tim Sar dari lapangan yang diterima TribunGorontalo.com, pagi ini, Minggu (28/5/2023) pencarian terus dilakukan. 

|
Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com/Basarnas
Pencarian bocah hanyut di Sungai Pohuwato pada Kamis 25 Mei 2023 kemarin, hingga hari ini Minggu 28 Mei 2023, terus dilakukan. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - tim SAR terus melakukan pencarian bocah hanyut di Sungai Pohuwato pada Kamis 25 Mei 2023 kemarin. 

Artinya, ini adalah hari ke-3 bocah itu dinyatakan hilang. Sementara pencarian sudah berlangsung di hari ke-4. 

Laporan tim SAR dari lapangan yang diterima TribunGorontalo.com, pagi ini, Minggu (28/5/2023) pencarian terus dilakukan. 

Tim menyisir area yang telah dianalisis oleh tim SAR sebelumnya. 

“Namun hasil masih nihil. Kondisi cuaca berangin dan ketinggian ombak lebih dari 1 meter,” tulis tim SAR dalam laporannya, Minggu pagi ini. 

Bocah korban hanyut di Sungai Pohuwato bernama Rahmat Kasim. Ia menginjak usia 13 tahun saat ini. 

Rahmat tercatat sebagai warga Desa Balayo Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato. Ia hilang saat diajak ayahnya mengambil air di sungai. 

Ayah koban, Arifin Kasim (44) mengungkapkan kronologi anaknya itu bisa hanyut di sungai. Awalnya, ia mengajak anaknya tersebut mengambil air di sungai. 

Arifin dan istrinya memang saat ini tengah meminta pengobatan tradisional kepada seorang dukun. Sebagai syarat pengobatan, Arifin diminta mengambil air di muara sungai. 

Air yang dukun itu sarankan adalah air yang ada di garis batas pertemuan antara air laut dan air sungai. 

Nahas, ketika tengah mengambil air itu, anaknya ini malah terpeleset ke sungai. Arifin masih menyaksikan bagaimana anaknya itu dibawa arus hingga menghilang. 

Arifin sebagai orang tua, tak bisa berbuat banyak. Bahkan tak berani terjun ke sungai menolong anaknya. 

Sebab, kata Arifin ia selain tak bisa berenang, juga memiliki penyakit asma. Dikhawatirkan, malah ia yang justru tenggelam. 

Karena panik sementara dirinya tak bisa berbuat banyak, Arifin lantas berteriak. Meminta tolong dan mengajak orang yang bisa menolong anaknya yang saat itu digulung arus. 

Bocah itu hilang dari pandangan Arifin dan lantas hilang hingga saat ini. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved