Peluru Nyasar Gorontalo
Warga Gorontalo Harus Tahu! Ini 5 Aturan Penggunaan Senapan Angin di Indonesia
Sebuah peluru nyasar senapan angin, menewaskan warga Desa Tunggulo, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo.
Penulis: Husnul Puhi |
Kronologi insiden peluru nyasar di Gorontalo
Diketahui korban adalah ibu rumah tangga. Ia bekerja serabutan dengan jadi Pekerja Rumah Tangga (PRT).
Menurut keluarga, korban meninggalkan dua orang anak kecil.
Ada yang masih duduk di bangku TK dan Sekolah Dasar (SD).
“Kami berupaya melakukan bedah otopsi, tetapi dari keluarga korban yang mendampingi, menolak,” kata Kapolres Gorontalo, AKBP Dadang Wijaya saat ditemui, Rabu (3/5/2023).
Namun pihaknya kata Dadang, tetap melakukan upaya identifikasi kematian korban.
Juga melihat apakah ada peluru yang bersarang di tubuh.
“Jadi kami melakukan upaya foto rontgen dengan melakukan koordinasi dengan dokter forensik Polda Gorontalo,” kata Dadang.
Insiden peluru nyasar terjadi Selasa sore (2/5/2023) di Desa Tunggulo, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo.
Dadang pun membeberkan kronologi penembakan tersebut kepada TribunGorontalo.com. Kata dia, saat itu korban keluar dari pagar rumah.
Di saat bersamaan, ada pelaku berinisial RB yang tengah latihan senjata angin di depan rumah.
Begitu korban berpapasan dengan moncong senjata, seketika juga pelaku tak sengaja menarik pelatuk senapan.
Peluru dengan kekuatan tabung angin, melesat hingga mengenai dada kanan korban.
Korban berteriak dan merintih kesakitan begitu peluru tersebut bersarang di dadanya. Ia sempat pingsan.
Saat itu, pelaku panik dan kelabakan. Pelaku tak menyangka, latihan senapan angin yang ia lakukan jelang Maghrib itu, berujung insiden berdarah.
“Palaku panik. Bingung. Minta bantuan dari orang tuanya, kemudian minta bantuan dari saudara-saudaranya yang ada di lingkungan situ,” kata Dadang.
Senjata angin itu pada dasarnya memiliki daya jangkau hingga 50 meter, tetapi korban tertembak dalam jarak dekat.
Beber Dadang, hanya 2-3 meter saja jarak korban dari moncong senjata. Hal ini yang menyebabkan korban nyawanya tak tertolong.
Pelaku kata Dadang, memiliki itikad baik dengan melaporkan kondisi korban kepada keluarga dan membawa ke rumah sakit.
“Jadi kami baru mendapatkan laporan setelah korban ini meninggal dunia. Yang melaporkan adik korban,” kata dia.
Begitu mendapat laporan, malam itu juga polisi segera mengamankan pelaku dan barang bukti berupa senapan angin tersebut.
“Tidak ada perlawanan. Dan pelaku ikut secara persuasif,” tukas Dadang.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.