Gempa Turki

Bantuan Terus Mengalir untuk Korban Gempa Turki dan Suriah, Warga Tewas Kini Capai 24 Ribu

Informasi terbaru, per Sabtu (11/2/2023), korban gempa Turki dan Suriah berkekuatan 7,8 Skala Richter (SR) itu menewaskan 24 ribu warga di dua negara

|
-/AFP/GETTY IMAGES
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengunjungi lingkungan yang terkena dampak gempa bumi di kota utara Aleppo, pada 10 Februari. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Bantuan dari berbagai negara terus berdatangan di hari ke-5 pasca gempa Turki dan Suriah pada Sabtu, 6 Februari 2023 kemarin. 

Informasi terbaru, per Sabtu (11/2/2023), korban gempa Turki dan Suriah berkekuatan 7,8 Skala Richter (SR) itu menewaskan 24 ribu warga di dua negara tersebut. 

Tim penyelamat di lapangan menyebut, jumlah itu akan bertambah seiring mengecilnya harapan hidup korban di bawah reruntuhan.

Upaya penyelamatan dilaporkan terkendala dengan cuaca setempat. Udara dingin yang kini menyelimuti dua daerah itu, menambah penderitaan para korban. 

Sedikitnya 870.000 orang sangat membutuhkan makanan di kedua negara setelah gempa.

Baca juga: Gempa Turki, Erdogan Akui Penyelamatan tidak Sesuai Harapan, Korban Tewas Lampaui 22 Ribu

Sementara hanya di Suriah saja, 5,3 juta orang kehilangan tempat tinggal di Suriah saja.

Gempa susulan setelah gempa berkekuatan 7,8 pada hari Senin telah menambah jumlah korban tewas.

Program Pangan Dunia PBB meminta $77 juta untuk menyediakan jatah makanan bagi sedikitnya 590 ribu pengungsi baru di Turki dan 284 ribu di Suriah.

Dari jumlah itu, 545.000 adalah pengungsi internal dan 45 ribu adalah pengungsi, katanya.

Akses kemanusiaan
Kantor hak asasi PBB pada hari Jumat mendesak semua aktor di daerah yang terkena dampak untuk mengizinkan akses kemanusiaan.

Baca juga: Penyintas Gempa Turki dan Suriah Berusaha Tetap Makan dan Hangat di Tengah Cuaca Beku

Partai Pekerja Kurdistan yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Ankara dan sekutu Baratnya, mengumumkan penghentian sementara pertempuran untuk meringankan pekerjaan pemulihan.

Di Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak, sekitar empat juta orang bergantung pada bantuan kemanusiaan, tetapi belum ada pengiriman bantuan dari daerah yang dikuasai pemerintah. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved