Gempa
Cerita Mahasiswa Gaziantep saat Gempa Turki - Suriah: Horlach Kenang Trauma di Kharkiv
Suriah pada hari Senin 6 Februari 2023 telah membawa kembali kenangan buruk bagi warga Suriah dan Ukraina di Gaziantep.
TRIBUNGORONTALO.COM, Istanbul - Gempa Turki - Suriah pada hari Senin 6 Februari 2023 telah membawa kembali kenangan buruk bagi warga Suriah dan Ukraina di Gaziantep.
Ketika Kasem al-Abrash merasakan tanah berguncang di bawah kakinya, pikirannya segera kembali ke kampung halamannya di Idlib di Suriah utara.
Dia melarikan diri dari sana ke Gaziantep, melintasi perbatasan di Turki, pada tahun 2020.
Tetapi pada Senin pagi, seperti jutaan orang di seluruh Turki selatan dan Suriah utara, al-Abrash terbangun karena guncangan gempa berkekuatan M7,8 skala Richter, yang melanda wilayah yang lebih luas dan meninggalkan kematian dan kehancuran setelahnya.
“Saya menyadari, oh tidak, saya seharusnya berada di tempat yang aman, di Turki,” kata al-Abrash.
Dia segera berlari ke bawah gedung ketika bagian dari apartemennya runtuh.
Pikirannya langsung tertuju pada keluarga dan teman-temannya yang masih berada di Suriah, di mana gempa bumi juga telah menghancurkan banyak nyawa.
“Di Suriah saya belajar untuk mengelola situasi seperti ini, tetapi saya tidak pernah menyangka harus menghidupkan kembali trauma itu lagi,” kata al-Abrash.
Dia bukan satu-satunya yang tiba di Gaziantep mencari perlindungan, hanya untuk dikejutkan oleh gempa hari Senin.
Ketika mahasiswa hukum berusia 21 tahun, Karina Horlach, bangun pada dini hari ke tempat tidurnya dengan gemetar hebat, dia memiliki kilas balik dari terakhir kali dia berada di Ukraina.
“Ini bulan Februari, dan tepat satu tahun yang lalu saya terbangun oleh ranjang yang bergetar,” kata Horlach dikutip dari aljazeera.com, dengan nada panik. “Tapi kemudian, saya menyadari bahwa saya tidak berada di Ukraina. Butuh beberapa waktu untuk memahami apa yang sedang terjadi.”
Horlach terdaftar dalam program mahasiswa Erasmus di Gaziantep.
Dia diberi kesempatan untuk melarikan diri dari perang di negaranya sendiri dan menetap sebagai pengungsi sementara di lingkungan yang seharusnya aman.
Dia tidak pernah berharap mendapatkan kenangan pasca-trauma dari Kharkiv, kampung halamannya, di kota yang telah melindunginya selama enam bulan terakhir.
Kenangan Suriah
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/070223-gempaturki5.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.