Perang Rusia Ukraina
Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-348: Israel Sebut Putin Pernah Janji Tak akan Bunuh Zelensky
Update perang Rusia vs Ukraina hari ke-348, Senin (6/2/2023): Mantan PM Israel ungkap Vladimir Putin sempat berjanji bahwa ia tak akan bunuh Zelensky.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNGORONTALO.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji tidak akan membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam perang yang telah berlangsung hampir setahun ini.
Dilansir TribunGorontalo.com dari The Guardian pada Senin (6/2/2023) atau hari ke-348 perang Rusia vs Ukraina, janji Putin tentang tidak akan membunuh Zelensky tersebut diungkapkan oleh mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
Bennett mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Putin mengatakan kepadanya bahwa dia tidak akan mencoba membunuh Zelensky.
Itu merupakan sebuah janji yang dibuat selama perjalanan Bennett ke Moskow tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
Baca juga: Saat Sirene Serangan Udara Warnai Pertemuan Pemimpin Uni Eropa di Ukraina, Ulah Rusia?
Berbicara di podcast dengan jurnalis Israel Hanoch Daum yang diterbitkan pada Minggu (5/2/2023), Bennett mengatakan dia menerima jaminan dari Putin bahwa nyawa Zelensky tidak dalam bahaya.
Janji itu, menurut Bennett, diucapkan Putin selama kunjungan rahasia sang mantan PM Israel ke Ibu Kota Rusia Moskow pada Maret 2022 lalu, yang bertujuan untuk mediasi selama awal perang.
"Saya (Bennett) bertanya: 'Apakah Anda berencana untuk membunuh Zelensky?' Dia (Putin) berkata: 'Saya tidak akan membunuh Zelensky.'
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-346: Zelensky Bersumpah Tak Bakal Menyerah soal Kota Bakhmut
Saya kemudian berkata kepadanya:
'Saya harus mengerti bahwa Anda memberi saya janji Anda bahwa Anda tidak akan membunuh. Zelensky.'
Dia berkata: 'Saya tidak akan membunuh Zelensky.'”
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-345: Janji Menang, Putin Bangkitkan Semangat Perang Dunia II
Bennett mengatakan dia kemudian menelepon Zelensky dalam perjalanan ke bandara Moskow, yang bertanya:
"'Apakah Anda yakin?' dan saya mengatakan kepadanya:
'Ya, 100 persen, dia tidak akan membunuhmu.'"
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-344: Inggris Masih Ogah Kirim Jet Tempur ke Kyiv, Ini Alasannya
Komentar Bennett muncul setelah klaim ke BBC minggu lalu dari mantan PM Inggris Boris Johnson, yang mengatakan Putin telah mengancamnya dengan serangan rudal yang "hanya akan memakan waktu satu menit".
Di sisi lain, Rusia mengatakan Johnson berbohong.
Sementara itu, pada hari Minggu, Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengatakan kepada surat kabar Bild am Sonntag bahwa Putin “belum membuat ancaman apa pun terhadap saya atau Jerman”.
Meskipun Scholz berulang kali mengkritik langsung invasi terhadap Putin.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-343: AS Siapkan Paket Bantuan Senilai 2 Miliar Dolar untuk Kyiv
Menurut Bennett, selama upaya mediasinya, Zelensky setuju untuk melepaskan gagasan bahwa Ukraina akan bergabung dengan NATO.
Putin pun juga bersumpah untuk mencari perlucutan senjata Ukraina untuk mengakhiri perang.
“Semua yang saya lakukan dikoordinasikan dengan AS, Jerman, dan Prancis,” katanya.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-342: Zelensky Sebut Pasukan Putin Mulai Balas Dendam
Pada akhirnya upaya pemimpin Israel tidak banyak menghentikan pertumpahan darah di Ukraina, di mana perang sekarang mendekati peringatan pertamanya.
Bennett sekarang adalah warga negara biasa, setelah menjauh dari politik sebelum pemilihan November, tetapi komentarnya menjelaskan upaya pembicaraan untuk meredakan situasi.
Bennett sendiri merupakan seorang perdana menteri yang sebagian besar belum teruji di panggung internasional dan pemerintahannya hanya bertahan setahun sebelum runtuh pada Juni 2022.
Bennett menjadi mediator yang tidak terduga pada awal konflik.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-341: Tolak Kirim Jet, Kanselir Jerman Kembali Dikecam
Bennett adalah pemimpin blok Barat pertama yang bertemu Putin di Moskow.
Ia berusaha menyeimbangkan kebutuhan Israel akan kerja sama Rusia untuk operasi militernya di Suriah sambil menjadi penengah atas nama sekutu Barat.
Sementara itu, PM Israel saat ini yaitu Benjamin Netanyahu, yang kembali dari tugas singkat sebagai oposisi setelah blok sayap kanan dan agamanya memenangkan pemilihan tahun lalu, sebagian besar melanjutkan kebijakan Bennett.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-339: Biden Punya Kunci untuk Stop Konflik tapi Belum Bertindak
Israel telah berulang kali menolak permintaan pejabat Amerika Serikat dan Ukraina untuk mengirim persenjataan dan sistem pertahanan udara ke Kyiv, dengan fokus pada bantuan kemanusiaan dan medis.
Namun penyebaran drone bersenjata Iran di Ukraina, disambut dengan kemarahan di Israel, di mana Teheran dipandang sebagai ancaman eksistensial.
Israel dilaporkan telah berbagi intelijen tentang program drone Iran dengan pejabat Ukraina, dan telah menawarkan untuk membantu Kyiv dalam menciptakan “sistem peringatan dini sipil yang menyelamatkan jiwa” guna melindungi dari serangan udara.
(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.