Perang Rusia Ukraina

Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-271: Zelensky Sebut Pasukan Putin Luncurkan Hampir 400 Serangan

Kondisi terkini perang, Senin (21/11/2022): Zelensky sebut pasukan Rusia meluncurkan hampir 400 serangan di wilayah timur Ukraina dalam sehari.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
Layanan Pers Kepresidenan Ukraina
Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat berkunjung ke kota selatan Mykolaiv, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut pada 18 Juni 2022. Kabar terbaru dalam perang Rusia vs Ukraina hari ke-271 pada Senin (21/11/2022): Zelensky menyebut pasukan invasi Presiden Rusia Vladimir Putin telah meluncurkan hampir 400 serangan di wilayah timur Ukraina. 

Podolyak menambahkan itu berarti sebuah negara “yang memulihkan wilayahnya harus menyerah kepada negara yang kalah”.

Komentar Podolyak tersebut muncul setelah media AS baru-baru ini melaporkan bahwa beberapa pejabat senior mulai mendorong Ukraina untuk mempertimbangkan pembicaraan.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-262: Warga Kherson Berpesta Rayakan Mundurnya Pasukan Putin

- Supermarket Ukraina pertama dibuka di Kherson sejak kota itu dibebaskan awal bulan ini.

ATB, sebuah toko 24 jam di Kota Kherson, memiliki antrean orang di luar pada hari Minggu saat menyambut pelanggan kembali.

Kherson tetap tanpa listrik, air ledeng, atau pemanas, tetapi penduduk merasa lega karena dapat membeli ketimun acar Ukraina, pangsit, lobak pedas, dan favorit lainnya.

- Prancis telah mengirim dua sistem pertahanan udara lainnya ke Ukraina, bersama dengan dua peluncur roket, menurut sebuah wawancara yang diberikan oleh seorang menteri pertahanan Prancis.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-257: Ekonomi Terdampak, AS Bujuk Zelesnky agar Negosiasi dengan Putin

- Presiden Prancis Emmanuel Macron menuduh Rusia menyebarkan disinformasi untuk melanjutkan "proyek predator" di Afrika, di mana Prancis mengalami kemunduran militer.

Macron mengatakan ada "proyek predator" yang mendorong disinformasi ke negara-negara Afrika, yang merupakan "proyek politik yang dibiayai oleh Rusia, kadang-kadang oleh orang lain".

Hal itu diungkapkan Macron dalam sebuah wawancara dengan TV5 Monde di sela-sela konferensi negara-negara berbahasa Prancis di Tunisia.

"Sejumlah kekuatan, yang ingin menyebarkan pengaruhnya di Afrika, melakukan ini untuk menyakiti Prancis, melukai bahasanya, menabur keraguan, tetapi di atas segalanya mengejar kepentingan tertentu." tutur Macron.

(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved