Arti Kata

Apa Itu Leptospirosis? Penyakit Bakteri Menular yang Tewaskan Puluhan Orang di Jawa Tengah

Apa itu Leptospirosis? simak penyebab, gejala, cara pengobatan, hingga cara mencegah terkena penyakit bakteri menular dari hewan pengerat ini.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
Freepik
Ilustrasi bakteri pada tikus penyebab penyakit Leptospirosis. Apa itu Leptospirosis? Penyakit bakteri menular yang telan korban jiwa. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Masyarakat saat ini memang diharapkan untuk selalu waspada dan menjaga kebersihan untuk terhindar dari ancaman berbagai macam penyakit.

Selain Covid-19, kasus gagal ginjal akut misterius pada anak belakangan ini menjadi topik panas di Indonesia.

Tak hanya itu, terbaru masyarakat diimbau untuk waspada dengan penyakit bakteri menular yang disebut Leptospirosis.

Pasalnya sepanjang tahun 2022 ini Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat telah ada ratusan kasus Leptospirosis hingga menelan puluhan jiwa seperti yang terjadi di Jawa Tengah.

Baca juga: Apa Itu Fomepizole? Obat Penawar Gagal Ginjal Akut yang Bakal Dibagikan Pemerintah Gratis

Dilansir TribunGorontalo.com dari Kompas.com, Dinkes Jateng mencatat 374 kasus Leptospirosis terjadi di sejumlah daerah sepanjang Januari hingga Agustus 2022.

Di mana 54 pasien Leptospirosis di antaranya meninggal dunia.

“Yang meninggal 54 pasien dari 374 kasus sampai dengan bulan Agustus,” ungkap Kepala Dinkes Jateng Yunita Dyah Suminar lewat pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (26/10/2022).

Yunita juga mengungkapkan bahwa terdapat 22 kasus Leptospirosis yang terjadi di Kota Semarang dengan sebanyak 6 di antaranya meninggal belum lama ini

Baca juga: Apa Itu Etilen Glikol? Senyawa Kimia di Obat Sirup yang Diduga Sebabkan Gagal Ginjal Akut Anak

Yunita pun mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

“Jangan biasakan meletakkan sisa makanan di sembarang tempat karena mengundang tikus datang dan membawa penyakit,” kata Yunita.

Apa Itu Leptospirosis?

Dilansir TribunGorontalo.com dari CDC, Leptospirosis adalah penyakit bakteri yang menyerang manusia dan hewan.

Baca juga: Apa Itu Omicron XBB? Subvarian Baru Covid-19 yang Sudah Masuk ke Indonesia, Disertai Gejala Pasien

Penyebab Leptospirosis ialah bakteri dari genus Leptospira.

Pada manusia, Leptospirosis dapat menyebabkan berbagai gejala, beberapa di antaranya mungkin disalahartikan sebagai penyakit lain.

Beberapa orang yang terinfeksi Leptospirosis mungkin tidak memiliki gejala sama sekali.

Tanpa pengobatan, Leptospirosis bisa mengakibatkan kerusakan ginjal, meningitis (radang selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang), gagal hati, gangguan pernapasan, dan bahkan kematian.

Baca juga: Apa Itu Gagal Ginjal Akut? Penyakit yang Secara Misterius Serang Anak-anak di Indonesia

Gejala Leptospirosis

Dilansir TribunGorontalo.com dari WebMD, penderita Leptospirosis biasanya menunjukkan gejala infeksi dalam waktu 2 minggu.

Salah satu gejala Leptospirosis yakni pasien mengalami demam, sakit kepala, sakit otot, [enyakit kuning (menguningnya kulit dan mata), muntah, diare, hingga ruam kulit.

Baca juga: Apa Itu Gas Air Mata? Zat Kimia yang Dilarang FIFA tapi Digunakan Polisi saat Tragedi Kanjuruhan

Pengobatan Leptospirosis

Leptospirosis bisa diobati dengan antibiotik, termasuk penisilin dan doksisiklin.

Dokter mungkin juga merekomendasikan ibuprofen untuk demam dan nyeri otot.

Penyakit Leptospirosis akan berjalan dengan sendirinya dalam waktu sekitar seminggu.

Baca juga: Apa Itu CN? Jenis Gas Air Mata yang Sering Digunakan Aparat Kepolisian untuk Bubarkan Kerusuhan

Cara Mencegah Leptospirosis

- Hindari air yang terkontaminasi.

Leptospirosis dapat masuk melalui lubang tubuh lainnya, ada baiknya juga untuk menghindari berenang, bermain ski air, berlayar, atau memancing di daerah air tawar.

- Jauhkan dari hewan yang terinfeksi, terutama tikus liar.

Tikus dan hewan pengerat lainnya adalah pembawa utama bakteri.

Penyakit ini tidak dapat ditularkan melalui udara seperti pilek atau flu.

- Waspadai lingkungan Anda, terutama saat Anda bepergian.

Di negara-negara dengan sanitasi yang buruk, leptospirosis lebih sering terjadi dan mungkin sulit untuk dihindari.

Jadi, kenali gejalanya dan cari bantuan jika Anda sakit.

- Gunakan disinfektan.

(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar) (Kompas.com/Titis Anis Fauziyah)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "374 Kasus Leptospirosis Terdeteksi di Jateng, 54 Meninggal"

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved