Mantan Kepala Dusun di Desa Helumo-Gorontalo Aniaya Anak Berkebutuhan Khusus

Pria paruh baya menganiaya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Desa Helumo Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo.

Penulis: Redaksi |
TribunGorontalo.com
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dianiaya pria paruh baya, keluarga korban datangi Mapolsek Mootilango Kabupaten Gorontalo, Minggu (02/10/2022). 

Laporan Sri Aprilia Mayang, Wartawan TribunGorontalo.com dari Desa Helumo, Kabupaten Gorontalo

TRIBUNGORONTALO.COM - Pria paruh baya menganiaya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) berinisial RM (16) di Desa Helumo Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo.

Informasi dihimpun TribunGorontalo.com, pelaku merupakan Mantan Kepala Dusun di Desa Helumo Kecamatan Mootilango itu dilaporkan keluarga korban ke Mapolsek Mootilango, Minggu (02/09/2022).

Sementara, korban adalah siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB) Boalemo.

Pelaku kerap disapa Opa Rusu itu diduga memukuli korban menggunakan benda tumpul, menyebabkan punggung korban memar.

Belum diketahui apa motif pelaku menganiaya korban.

Saat ini, Aparat Desa tengah memediasi antara pihak korban dan pelaku.

Kepolisian Sektor (Polsek) Mootilango, melalui Ipda Mariono Baderan, saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com, mengatakan, pihaknya akan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Sebelumnya kekerasan terhadap anak juga terjadi pada beberapa waktu lalu. Saat itu korbannya bernama Ica, bocah 5 tahun asal Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut). Atas kekerasan yang ia terima, Ica mengalami luka hingga meninggal dunia. 

Bocah itu mengalami penggumpalan darah di kepala. 

Kata Kasat Reskrim Polres Gorontalo Kota, Iptu Muhammad Nauval Seno, penggumpalan itu karena kepala bocah itu membentur lantai. 

“Meninggalnya korban diakibatkan darah menggumpal di kepala. Keterangan tersangka dikuatkan saksi alat bukti,” tegas Nauval.

Baca juga: Presiden Real Madrid Florentino Perez dan Socios Hening Cipta untuk Korban Stadion Kanjuruhan

Ica adalah bocah malang yang pada medio April hingga Mei 2022 dititipkan keluarganya ke ayah kandung di Gorontalo. Ia berencana disekolahkan di taman kanak-kanak (TK).

Nahas, ayah kandung, ibu tiri dan nenek tiri yang semestinya menjaganya, justru melakukan rangkaian penganiayaan hingga Ica meninggal dunia. 

Menurut Nauval, Ica sehari-hari di Gorontalo, lebih banyak ditinggal bersama nenek tirinya berinisial SI tersebut. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved