Capres 2024

Kode Jokowi untuk Relawan: Puan Maharani, Prabowo dan Airlangga Kans Capres 2024

Puan Maharani, Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto kans kuat calon presiden (capres) 2024.

Editor: Lodie Tombeg
TribunGorontalo.com
Baliho Puan Maharani di Jalan Trans Sulawesi, Provinsi Sulawesi Utara, Jumat (26/8/2022). Puan Maharani, Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto kans kuat calon presiden (capres) 2024.  

TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - Puan Maharani, Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto kans kuat calon presiden (capres) 2024. 

Puan Maharani capres yang menguat di PDIP. Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dan Airlangga yang didukung Partai Golkar.

Jika didukung PDIP, Puan Maharani satu-satunya figur yang paling pasti maju Pilpres 2024. Sedangkan Prabowo dan Airlangga masih butuh koalisi partai politik.

Baca juga: Nasdem Buka Peluang Duet Puan Maharani-Anies Baswedan Maju Pilpres 2024

Presiden Joko Widodo mengingatkan, tokoh-tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan saat ini belum tentu dicalonkan sebagai capres oleh partai politik pada Pilpres 2024.

Dinamika politik bergulir cepat. Terbaru, Puan Maharani yang mengujungi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Bahkan Surya menyebut ponakannya itu masuk radar Nasdem untuk capres.

Sebelumnya, Nasdem merekomendasikan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan maju Pilpres 2024. 

Oleh karena itu, Jokowi meminta organisasi pendukungnya untuk tidak tergesa-gesa dalam menentukan calon presiden yang akan didukung pada Pilpres 2024.

Baca juga: Surya Paloh Rangkul Puan Maharani: Kode Dukungan Capres Nasdem

"Belum tentu yang elektabilitasnya tinggi itu diajukan oleh partai atau gabungan partai, kalau mereka enggak mau gimana? Oleh sebab itu, sekali lagi, ojo kesusu, tidak usah tergesa gesa," kata Jokowi di acara Rapimnas Bravo Lima, Jumat (26/8/2022).

Ia menegaskan, Undang-Undang Dasar 1945 mengatur bahwa calon presiden harus diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik. Artinya, kata Jokowi, para relawan semestinya tidak menjatuhkan dukungan sejak dini.

"Misalnya kita dukung Pak Fachrul Razi, misalnya. Pertanyaan saya, yang nengajukan partai apa? Mengajukan pak Luhut, pertanyaan saya, partainya apa yang mengajukan?" ujar dia.

Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan bertemu relawan pendukungnya, Jokowi kerap mengingatkan agar mereka tidak terburu-buru menentukan dukungan pada Pilpres 2024 mendatang.

Terkini, saat bertemu relawan Sapulidi di Surabaya, Minggu (21/8/2022) lalu, Jokowi kembali berpesan agar mereka tidak tergesa-gesa.

Baca juga: Elite PDIP Puan Maharani Temui Ketum Nasdem Surya Paloh, Kata Pengamat Politik soal Isu Capres

Mantan Wali Kota Solo ini menceritakan, banyak yang bertanya kepadanya mengenai sosok yang bakal didukungnya pada Pilpres 2024.

"Pak, niki dukung sinten nggih, Pak (Pak ini dukung siapa ya, Pak?)," ujar Jokowi. Pertanyaan itu kemudian dijawab Jokowi dengan meminta relawan untuk tidak tergesa-gesa menentukan pilihan.

"Jangan terburu-buru, jangan tergesa-gesa. Ojo nganti keliru (jangan sampai salah)," ucapnya.

Oleh karena itu, Jokowi berpesan agar relawannya rileks soal politik. "Santai-santai mawon (saja) urusan politik," ungkapnya.

Prabowo Diyakini Menang tanpa Ganjar dan Anies 

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya berpendapat, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bakal menang di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 seandainya tak bersaing dengan Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan.

Sejauh ini, menurut survei sejumlah lembaga, elektabilitas Prabowo bersaing dengan Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur DKI Jakarta itu.

Baca juga: Olly Dondokambey Berpeluang MenPAN-RB, Puan Maharani: Ada Kejutan

"Ketika beliau (Prabowo) tidak akan menghadapi Anies atau Ganjar, peluangnya bisa dikatakan hampir pasti menang," kata Yunarto kepada Kompas.com, Kamis (11/8/2022).

Namun, Yunarto mengatakan, sulit untuk memastikan Ganjar dan Anies tak maju di pilpres mengingat keduanya punya modal elektabilitas besar.

Dapat dipastikan, banyak partai politik melirik keduanya. Yunarto menilai, dengan sepak terjang Prabowo yang demikian, Menteri Pertahanan itu punya sejumlah kelebihan sekaligus kelemahan jika hendak maju lagi di pilpres.

Salah satu kelebihannya, Prabowo punya pengalaman panjang dalam membangun komunikasi dan hubungan emosional dengan para pendukungnya lewat dua kali pemilu di 2014 dan 2019. Hal ini tidak dimiliki oleh Ganjar dan Anies.

Kedua, politisi Gerindra itu merupakan pimpinan partai politik besar di tanah air. Partai yang dipimpin Prabowo hampir pasti solid mendukung pencalonannya. 

Selain itu, latar belakang sebagai orang yang pernah lama berkarier di militer juga dinilai sebagai keuntungan bagi Prabowo.

"Sebagian masyarakat masih melekat secara emosional kalau dibandingkan dengan masa Orde Baru kan ada ikatan emosional antara negara dengan latar belakang militer," ujar Yunarto.

Namun demikian, pernah mencalonkan diri di Pilpres 2014 dan 2019 juga menjadi kelemahan bagi Prabowo. Sebab, dia merupakan wajah lama di pemilihan presiden.

Bisa jadi pemilih jenuh pada Prabowo dan lebih menjatuhkan pilihannya ke wajah-wajah baru.

"Jadi lawan pertamanya adalah kejenuhan dari masyarakat dibandingkan dengan tawaran yang akan diberikan oleh wajah baru terutama seperti Ganjar ataupun Anies," ucap Yunarto.

Tantangan kedua, lanjut Yunarto, memastikan basis pemilih Prabowo tetap memberikan suara untuknya. Pemilih Prabowo di dua kali pilpres umumnya mereka yang tak menyukai sosok Jokowi.

Namun, sejak masuk ke pemerintahan Jokowi, Prabowo berada di area abu-abu. Oleh sebagian pemilihnya, dia dinilai sebagai pengkhianat.

"Jadi Pak Prabowo ini sekarang berada di antara dua sosok lain, Ganjar dan Anies. Yang satu jelas dikategorikan sebagai penerus Jokowi, yang satu dikategorikan sebagai simbol anti-Jokowi," ujar Yunarto.

"Pak Prabowo ada di tengah-tengahnya ini, grey area, yang juga harus dikuatkan oleh Pak Prabowo kembali basis massanya seperti apa," tuturnya.

Pada pokoknya, Yunarto menilai, lawan terberat Prabowo di pilpres mendatang adalah Ganjar.

Sebab, menurut survei berbagai lembaga, dengan elektabilitas yang demikian, tingkat pengenalan Ganjar di masyarakat masih jauh lebih rendah dibandingkan Prabowo dan masih sangat mungkin ditingkatkan. Sementara, dengan elektabilitasnya kini, mayoritas masyarakat sudah lebih mengenal Prabowo.

"Artinya peluang dari Ganjar untuk menaikkan elektabilitas masih jauh lebih besar dibandingkan Pak Prabowo yang tingkat pengenalannya sudah mentok dan ruang geraknya jauh lebih kecil," tutur Yunarto. Sebagaimana diketahui, Prabowo berencana mencalonkan diri kembali di Pilpres 2024.

Rencananya, deklarasi pencalonan Prabowo itu akan disampaikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra pada 12-13 Agustus 2022.

Prabowo mengaku tak bisa menolak jika dalam rapimnas Gerindra semua kader sepakat untuk kembali mengusungnya sebagai capres.

“Tentu harus saya terima dengan baik seandainya nanti dicalonkan,” katanya saat ditemui di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/8/2022).

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi: Belum Tentu Capres yang Elektabilitasnya Tinggi Didukung Partai "

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved