Jawaban Menlu Rusia Ditanyai Jurnalis Ukraina soal Pencurian Gandum

Jurnalis Ukraina melontarkan pertanyaan memojokkan kepada Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, saat berada di Ankara, Turki.

Editor: Lodie Tombeg
Kompas.com/AFP
Menteri Luar Negri Rusia, Sergey Lavrov 

Maka dari itu, ia memutuskan untuk menyela dengan keras.

"Saya mengambil risiko mengganggu konferensi pers karena seluruh Ukraina sedang menunggu jawaban atas pertanyaan ini," katanya.

Sementara itu, di tengah memburuknya krisis pangan global, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan minggu ini bahwa ada laporan yang dapat dipercaya bahwa Rusia "mencuri" ekspor gandum Ukraina untuk dijual demi keuntungan.

Blinken mengatakan dugaan pencurian itu merupakan bagian dari tindakan Rusia yang lebih luas selama perangnya di Ukraina.

Pada Jumat (3/6/2022) lalu, Vasyl Bodnar, duta besar Ukraina untuk Ankara, menuduh Rusia mencuri dan mengekspor gandum Ukraina, terutama ke Turki.

Sejak awal konflik di Ukraina, Lavrov, yang menjadi sasaran sanksi Barat, telah melakukan kunjungan ke luar negeri.

Ia telah mengunjungi China, India, Aljazair, Arab Saudi dan dua kali ke Turki.

Namun, Lavrov baru-baru terpaksa membatalkan perjalanan ke Serbia karena negara-negara tetangga menutup wilayah udara mereka untuk pesawatnya.

090622-Gandum
Petani Ukraina memanen gandung

Rusia Cari Pembeli 500.000 Ton Gandum Ukraina

Amerika Serikat pada pertengahan Mei lalu mengirimkan peringatan kepada 14 negara bahwa kapal kargo Rusia telah meninggalkan Pelabuhan Ukraina.

Menurut laporan New York Times, Departemen Luar Negeri AS mengatakan kapal tersebut mengangkut “gandum Ukraina”.

New York Times menyebut Rusia tengah mencari pembeli gandum Ukraina, ke negara-negara Afrika. Pemerintah Ukraina mengungkapkan Rusia telah mencuri 500.000 ton gandum senilai 100 juta dolar AS, sejak Moskow menginvasi Ukraina pada Februari lalu.

Pejabat Ukraina mengatakan, sebagian besar gandum yang dijarah, dibawa ke pelabuhan Sevastopol di semenanjung Krimea, yang telah diduduki Rusia sejak 2014.

Sedangkan menurut situs web investigasi Myrotvorets, setidaknya terdapat 10 kapal yang membawa biji-bijian curian, melalui pelabuhan Sevastopol sejak akhir Februari.

Situs-situs pelacak laut, dan para ahli yang memantau kapal-kapal tersebut mengatakan, beberapa kapal-kapal itu berada di bawah sanksi AS sejak April lalu, dan sering mematikan transponder untuk menyembunyikan lokasi mereka.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved