Putin Diprediksi Lengser Tahun Depan, Diduga Mengidap Penyakit Roid Rage

Presiden Rusia Vladimir Putin bakal lengser pada 2023. Adalah mantan Kepala Intelijen Inggris MI6 Richard Dearlove.

Editor: Lodie Tombeg
Alexey NIKOLSKY/SPUTNIK/AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah), Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu (kiri) dan Panglima Angkatan Laut Rusia, Laksamana Nikolai Yevmenov (kanan) menghadiri parade Hari Angkatan Laut di St Petersburg pada 25 Juli 2021. 

TRIBUNGORONTALO.COM, London - Presiden Rusia Vladimir Putin bakal lengser pada 2023. Adalah mantan Kepala Intelijen Inggris MI6 Richard Dearlove yang memprediksi hal tersebut.

Menurut Dearlove hal itu diyakini karena kondisi kesehatan Putin yang menurun.

Bahkan Dearlove yang merupakan “C” di MI6 hingga 2004 mengatakan Putin bakal lengser karena dimasukkan ke sanatorium.

Isu mengenai kesehatan Putin terus berkembang setelah Rusia melakukan penyerangan ke Ukraina.

Putin sempat dikabarkan mengalami Parkinson, dan juga kanker, setelah laporan mengenai ahli kanker dan sejumlah dokter sering bertemu dengan Putin.

Apalagi, laporan menyebutkan bahwa penyerangan Rusia ke Ukraina diharapkan Putin sebagai bentuk warisannya untuk negara pecahan Uni Sovyet tersebut.

Tetapi, Dearlove menegaskan bahwa waktu Putin memimpin Rusia sudah tak lama lagi.

“Saya pikir ia akan tersingkir pada 2023, tetapi mungkin karena masuk ke sanatorium, yang mana membuatnya tak bisa memimpin Rusia,” katanya di podcast One Decision dikutip dari Daily Mail, Minggu (22/5/2022).

“Saya tak mengatakan bahwa ia tak akan muncul dari sanatorium, tetapi ia tak akan memimpin Rusia lagi. Itu adalah salah satu cara untuk menyelesaikan semuanya tanpa kudeta,” lanjutnya.

Pada April lalu, Putin dilaporkan mengalami kanker tiroid dan selama 24 jam diikuti oleh dokter spesialis.

Investigasi oleh media Proekt, yang diblok di Rusia, mendukung teori bahwa Putin memutuskan penyerangan ke Ukraina saat dirinya tengah mengalami masalah medis yang disembunyikan dari rakyat Rusia.

Sedangkan Badan Intelijen Five Eyes Maret 2022 lalu menyoroti sikap dan perilaku Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Mereka meyakini bahwa Putin mengidap penyakit roid rage.

Hal tersebut lantaran sikap dan perilaku Putin atas invasinya ke Ukraina semakin hari dinilai semakin tidak menentu.

Dikuti dari Daily Mail, Sabtu (12/3/2022), terdapat beberapa perubahan yang teridentifikasi dalam pengambilan keputusan Putin selama lima tahun terakhir, terutama terhadap invasinya ke Ukraina.

Gagal berpikir jernih

Perubahan itu terkait kegagalan untuk berpikir jernih yang dilakukan oleh Putin sehingga seolah-olah tidak memberikan arahan tentang elemen kegagalan dalam invasi yang dilakukannya.

Selain itu, Badan Intelijen Five Eyes yang terdiri dari Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat juga percaya bahwa penampilan fisiologis Putin berubah lebih gemuk dari hari ke hari.

Kegemukan Putin terutama di bagian wajah dan lehernya itu diduga akibat efek samping dari penggunaan stereoid yang berkepanjangan.

Badan Intelijen Five Eyes juga menduga Putin mengidap kanker, penyakit parkinson atau dimensia sehingga harus mengonsumsi obat tersebut.

Konsumsi steorid yang berkepanjangan inilah yang mengakibatkan terjadinya gangguan mental yang sering disebut roid rage.

Apa itu roid rage?

Dilansir dari CBS News, roid rage merupakan kondisi gangguan kesehatan berupa hilangnya kontrol impuls sehingga menghasilkan reaksi berlebihan melalui stimulus.

Sebagai contoh, seseorang yang mengidap penyakit roid rage akan memberikan reaksi yang berlebihan ketika menengar hal yang tidak disukainya. Misalnya reaksi yang ditimbulkan berupa menghantam dinding dengan kepalan tangannya.

Sekilas, reaksi tersebut seperti bentuk emosi kemarahan yang muncul. Namun emosi tersebut ternyata dipicu oleh sistem otak yang terganggu akibat mengonsumsi steroid anabolik.

Kendati demikian, belum ada data yang akurat tentang seberapa umum kondisi tersebut terjadi kepada mereka yang mengonsumsi steorid anabolik.

Namun, mereka yang mengonsumsi steorid anabolik kerap memiliki emosi yang mudah meluap.

Biasanya dari sikap yang ditimbulkan bertingkat, mulai dari agak lebih tegas, naik ke satu tingkat selanjutnya menjadi agresif, kemudian naik ke tingkat berikutnya yang menyebabkan roid rage.

Oposisi Rusia Sarankan Amerika Cs Beri Sanksi Tambahan

Tokoh Oposisi Rusia, Alexei Navalny meminta Amerika Serikat (AS) untuk memberikan sanksi terhadap 6.000 orang Rusia yang disebut antek-antek Vladimir Putin.

Sanksi terhadap orang-orang dekat Putin sudah diberikan oleh Amerika dan sekutunya.

Namun Alexei bilang sanksi tambahan harus diberikan kepada mereka.

Alexei menyebut orang-orang tersebut ikut berperan dalam serangan militer yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

Antek-antek Putin level selanjutnya yang dimaksud adalah yang berada di lingkungan kelas menengah, yang memiliki kemungkinan bersinar setelah era Putin.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Anti-Korupsi Navalny, Vladimir Ashurkov mengungkapkan kelompoknya telah bertemu dengan Komite Senat Amerika Serikat (AS) Urusan Luar Negeri dengan Komite Intelijen Senat, dan Departemen Kehakiman dan Departemen Keuangan, Kamis (19/5/2022).

Pertemuan Itu menjadi bagian dari perjalanan empat hari untuk mendorong AS melakukan aksi melawan ribuan antek-antek Putin, yang menurut Ashurkov berada di luar kelas super-kaya, multi-miliuner.

Selain itu, yang juga masih memilki waktu untuk menentukan apa yang mereka inginkan untuk masa depan Rusia.

“Banyak pejabat, tak harus yang berada di posisi atas, tetapi di level berikutnya,” tutur Ashurkov dilansir dari ABC News.

“Usia rata-rata dari mereka adalah 45 tahun, jadi masih memiliki kehidupan seusai Putin. Dan mereka harus berpikir keras tentang di mana mereka berdiri pada perang ini dan rezim Putin,” ujarnya.

Ashurkov mengungkapkan 6.000 nama telah drilis kepada publik.

Menurutnya hal itu akan memotivasi mereka untuk menjauh dan menjaga jarak dari rezim Putin.

“Dan itulah yang ingin kami capai,” ucap Ashurkov.

Di antara pejabat Departemen Kehakiman AS yang mereka temui di antaranya adalah anggota Satuan Tugas Kleptocapture, yang didirkan pada Maret untuk menargetkan aset dari oligarki Rusia.

“Kami akan membantu mereka dengan pelacakan asset untuk sanksi individual,” kata Ashurkov.

“Kami merupakan badan investigasi profesional di Rusia. Jadi saya pikir mereka akan mendapatkan keuntungan dari pengalaman dan pekerjaan kami,” ujarnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Presiden Rusia Vladimir Putin Diprediksi Lengser pada 2023, Ini Alasannya

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved