Kremlin Protes Rencana G7 dan UE Rebut Aset Rusia untuk Bangun Ukraina

Rencana G7 dan Uni Eropa untuk merebut cadangan aset Rusia yang dibekukan dan membelanjakannya atas nama Ukraina ditanggapi Kremlin. 

Editor: Lodie Tombeg
Kompas.com
Uang dollar AS 

Namun, keputusan yang diambil Uni Eropa tak hanya memukul ekonomi Rusia saja, tetapi juga berimbas pada perekonomian dunia hingga memicu terjadinya krisis pangan masal.

Hal ini terjadi lantaran sanksi yang dikeluarkan Uni Eropa menyebabkan puluhan juta ton gandum Rusia gagal diekspor ke pasar global.

Sebagai informasi, Rusia adalah pemasok gandum terbesar, pentingnya pasokan gandum Rusia membuat negara beruang merah ini dinobatkan sebagai pemasok gandum utama dunia.

Dimana setiap tahunnya Rusia mampu mengirimkan cadangan gandumnya sebanyak 75,5 juta ton.
Menurut data statista Rusia, sebagian besar ekspor gandum tersebut dikirimkan ke pembeli yang berada diwilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti Mesir dan Turki.

Akibat dari adanya sanksi G7, kini negara konsumen roti tersebut terancam tak dapat memenuhi kebutuhan pangan, karena pasokan gandum diwilayahnya menipis hingga memicu kenaikan harga hingga mencapai 40 persen.

Lonjakan inilah yang mendorong adanya inflasi pangan global tertinggi selama satu dekade, terlebih India baru-baru ini juga ikut memutuskan pelarangan ekspor gandum karena gelombang panas membatasi produksi dan harga domestik.

Peneliti senior di Human Rights Watch yang dikutip dari CNN Internasional, menyebut krisis pangan imbas adanya pemutusan ekspor bahan pangan

Rusia menyebabkan 10 juta orang di kawasan Timur Tengah, kehilangan kemampuan mereka untuk mendapatkan makanan yang cukup disepanjang tahun 2022.

Tak hanya komoditi pangan saja yang tergangu, sanksi G7 dan sekutunya juga telah membuat lebih dari 13 persen atau 50 juta ton pupuk nutrisi tanaman dan tanah yang mengandung kalium, fosfat, dan nitrogen buatan Rusia gagal didistribusikan ke pasar global.

Hal inilah yang makin memperburuk masalah rantai makanan dunia.

Rusia Habiskan Uang Rp 4,4 Triliun Sehari, Ukraina Rugi Rp 8.000 Triliun

Perang tidak hanya menimbulkan korban jiwa. Perang juga menghabiskan anggaran yang tidak sedikit.

Ratusan bahkan ribuan alat dan sistem persenjataan yang nilainya tidak sedikit dikerahkan untuk memenangkan perang.

Otoritas Rusia mengakui habiskan lebih dari 300 juta dolar AS atau setara dengan Rp 4,4 triliun per hari untuk anggaran sektor pertahanan bulan lalu.

Biaya itu lebih banyak dihabiskan untuk invasi militer Ukraina yang terus berlanjut hingga hari ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved