Ini Satu Sosok DPO Mujahidin Indonesia Timur Poso yang Masih Dicari
Tersisa satu teroris di Poso, Sulawesi Tengah. Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan, Daftar Pencarian Orang (DPO) MIT Poso.
TRIBUNGORONTALO.COM, Palu - Tersisa satu teroris di Poso, Sulawesi Tengah. Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan, Daftar Pencarian Orang (DPO) MIT Poso tersisa satu orang.
Keterangan itu berdasarkan serangkaian kegiatan dan hasil koordinasi Satgas Madago Raya dengan Densus 88.
Berdasarkan hasil penelusuran di lapangan, maka dipastikan saat ini tersisa satu orang DPO.
"Dari sisa-sisa di lapangan DPO itu tinggal satu yakni Askar alias Pak Guru.
Menurut keterangan saksi baik itu penduduk, petani dan beberapa temannya dari luar, memang tinggal satu itu," ujar Irjen Pol Rudy kepada wartawan, Rabu (18/5/20022).
Meski demikian, Polda Sulteng terus menggali informasi guna memastikan jumlah Teroris Poso yang masih buron.
"Kami masih terus mencari kalau memang Naim pernah tertembak waktu lalu, kita masih sedang mencari di mana jenazahnya dimakamkan, karena semua yang kita tanya tidak ada.
Yang jelas kami tetap mencari," ujar Rudy.
Rudy juga mengimbau agar DPO Teroris Poso segera menyerahkan diri kepada petugas.
Sebelumnya, satu dari tiga anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) bernama Suhardin alias Hasan Pranata tewas tertembak, 27 April 2022.
Dengan tewasnya Suhardin, kelompok MIT kini diketahui tersisa dua orang, yakni Naim alias Galuh alias Mukhlas dan Askar alias Pak Guru.
Gelar Pelatihan Hingga Siapkan Amunisi
Polri mengungkap peran dan keterlibatan 24 orang teroris pendukung Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso dan ISIS yang ditangkap pada Sabtu (14/5/2022).
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyampaikan bahwa tersangka yang ditangkap diduga pernah menggelar pelatihan yang terkait tindak pidana terorisme.
"24 orang tersangka yang telah diamankan dan ditangkap oleh Densus 88 yaitu secara umum mereka beberapa kali mengikuti giat idat atau pelatihan-pelatihan," kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (17/5/2022).
Ramadhan menuturkan bahwa para tersangka juga pernah memberikan dukungan MIT Poso dengan menyiapkan sejumlah logistik hingga amunisi.
"Memberikan dukungan kepada kelompok MIT Poso berupa berencana bergabung bersama kelompok MIT, membantu penyiapan logistik termasuk logistik amunisi dan menyembunyikan informasi-informasi terkait dengan kegiatan MIT Poso itu sendiri," ungkap dia.