Capres Prancis Le Pen Kukuh Larang Hijab dan Imigran, Ini Tanggapan Macron
Larangan memakai hijab dan larangan imigran menjadi isu sentra pada debat calon presiden di Prancis. Petahana Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Tetapi para analis dan sekutu presiden telah memperingatkan bahwa hasilnya masih jauh dari kesimpulan.
Jajak pendapat menunjukkan lebih dari 10 persen orang Prancis yang berniat memberikan suara mereka belum memutuskan siapa yang akan mereka pilih.
Alasan Le Pen Ingin Melarang Hijab
Le Pen, calon presiden Prancis berhaluan sayap kanan, berencana melarang penggunaan hijab.
Kebijakan ini akan dilakukannya jika terpilih menjadi presiden Prancis, mengalahkan saingannya, Emmanuel Macron yang merupakan presiden petahana.
Dilansir Reuters, Louis Aliot, salah satu sekutu Le Pen menyebut, larangan hijab merupakan salah satu cara Le Pen melawan apa yang disebutnya Islamisme.
Larangan ini rencananya akan diterapkan secara progresif.
Le Pen mengatakan hijab tidak bisa dilihat sebagai simbol kepercayaan, tetapi jadi semacam "serangan" yang perlu dilarang di Perancis.
Nantinya, larangan hijab ini bakal ditegakkan polisi, sama seperti aturan penggunaan sabuk pengaman di mobil. Le Pen memang berasal dari keluarga sayap kanan pertama di Perancis.
Ayahnya, Jean Marie Le Pen, punya andil mendirikan partai Front Nasional pada 1972.
Partai politik yang dikenal rasis dan anti-Yahudi ini, menjadikan Le Pen sebagai pemimpin partai tersebut pada 2011.
Ia juga sempat memposisikan diri sebagai Donald Trump versi Prancis di Pilpres sebelumnya. Wanita peraih gelar hukum di Universitas Pantheon-Assas pada 1991 ini memang kontroversial.
Bahkan, dia menyebut bahwa masyarakat bisa didenda kalau nekat menggunakan hijab di era kepemimpinannya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Debat Sengit Pilpres Perancis: Le Pen Kekeh Larang Hijab, Macron Bawa Isu Rusia"