Konflik Rusia Vs Ukraina
Tak Mampu Kuasai Langit Ukraina, Analis Sebut AU Rusia Kekurangan Amunisi
Perang Rusia kontra Ukraina jadi ajang adu kehebatan peralatan tempur. Termasuk aksi Angkatan Udara (AU) Rusia yang belum mampu.
Namun tindakan ini kadang harus dibayar mahal oleh sang pilot.
Terbang di ketinggian rendah membuat mereka masuk dalam jarak tembak rudal panggul anti pesawat.
Terbaru, militer Ukraina pada Sabtu (4/3/2022) merilis sebuah video yang diklaim menunjukkan helikopter tempur Rusia ditembak jatuh.
Dalam video tersebut menunjukkan helikopter dihantam oleh satu rudal yang diduga merupakan Manpads atau rudal panggul anti serangan udara IGLA.
Helikopter tersebut langsung terbakar dan jatuh.
Belum diketahui detail tentang kejadian tersebut, tapi diduga helikopter itu merupakan jenis heli serang KA-52 atau Mi-24 Rusia.
Helikopter-helikopter serang yang terbang rendang memang rentan disengat rudal panggul.
Rusia sebut SU-34 Berhasil Hancurkan Fasilitas Militer
Pesawat pembom garis depan Sukhoi Su-34 milik Rusia diklaim telah menghancurkan fasilitas militer nasionalis Ukraina dalam serangan dengan senjata presisi tinggi.
Hal ini terekam dalam video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia pada hari Minggu waktu setempat.
"Awak pembom Sukhoi Su-34 telah menghancurkan infrastruktur militer unit paramiliter nasionalis Ukraina dengan sarana peluncuran udara presisi tinggi," kata kementerian itu terkait video tersebut.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (6/3/2022), video itu menunjukkan lepas landasnya beberapa pesawat pembom garis depan Su-24 dan Sukhoi Su-34 yang sarat dengan bom penerbangan dari sebuah lapangan terbang.
Kamera kemudian beralih ke ruang lingkup pilot, menunjukkan peluncuran rudal udara-ke-permukaan, kemudian pesawat melakukan manuver pertempuran udara.
Terkait invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, perlu diketahui, Rusia telah melancarkan operasi militer khusus di Ukraina sejak 24 Februari lalu setelah Ukraina gagal mengimplementasikan perjanjian Minsk dan menyelesaikan konflik di Donbass secara damai.
Presiden Rusia Vladimir Putin pun mengatakan bahwa negaranya idak punya pilihan lain selain bertindak, setelah berminggu-minggu terjadi aksi penembakan terhadap Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang diklaim dilakukan oleh pasukan Ukraina.