Kasus Puskes Sipatana

Kapuskes Sipatana Kota Gorontalo Mendadak Sakit saat Didatangi Ombudsman, Ruangan Dikunci!

Kepala Puskesmas (Kapus) Sipatana, Kota Gorontalo mendadak sakit saat kantornya didatangi Ombudsman siang tadi, Kamis (20/11/2025). 

Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Jefri Potabuga, TribunGorontalo.com.
SIDAK - Potret Puskemas Sipatana diduga tak berikan mobil ambulans karena driver sedang main voli ball, dan kedatangan Ombudsman RI perwakilan Gorontalo, Kamis (20/11/2025) Sumber foto: TribunGorontalo.com/Jefri Potabuga. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo — Kepala Puskesmas (Kapus) Sipatana, Kota Gorontalo mendadak sakit saat kantornya didatangi Ombudsman siang tadi, Kamis (20/11/2025). 

Karena itu, saat lembaga pengawas layanan publik itu datang untuk menelusuri kasus warga Kota Gorontalo yang meninggal karena tidak mendapatkan ambulans, Kepala Puskesmas Sipatana justru tak bisa ditemui.

Tiga perwakilan Ombusdman itu langsung masuk ke dalam Puskemas Sipatana, nampak ruangan Kepala Puskemas (Kapus) Sipatana Rita Bambang terkunci. 

Sementara petugas hanya dapat menyampaikan bahwa pimpinan tak bisa ditemui saat pemeriksaan dilakukan.

Baca juga: Alasan Sakit! ASN Gorontalo Utara Amin Ramadhan Tak Penuhi Panggilan Polda

"Maaf pak Kapus lagi sakit, jadi belum bisa ditemui," ungkap salah satu staf puskemas menyampaikan ke tim Ombudsman. 

Dari pengamatan awak media raut wajah tim Ombudsman itu nampak kecewa, mimik wajah yang berubah karena pernyataan bagian puskemas tersebut. 

Namun saat Tribun Gorontalo mengamati di lapangan dua staff bergantian masuk ke dalam ruangan tapi dengan membawa kabar yang sama. 

Selain itu, di sisi lain siang itu pelayanan di Puskemas masih berjalan sebagaimana mestinya. 

Banyak warga datang ke puskemas untuk melakukan pengobatan. 

Rencananya Ombudsman akan langsung ke Dinas Kesehatan (Dikes) Kesehatan Kota Gorontalo untuk memeriksa pelayanan tersebut. 

Hingga dengan saat ini awak TribunGorontalo.com masih menunggu pihak Ombudsman dan melakukan wawancara langsung. 

Kemudian informasi dari pihak keluarga Havid tadi pagi sekiranya pukul 10.43 Wita Kapus Sipatana mendatangi rumah duka dengan membawa satu wartawan. 

Saat ke rumah duka Kapus tidak menemukan keluarga sebab masih kerja di jam-jam seperti itu dan rumah tersebut memang dinyatakan kosong. 

Pihak keluarga tidak mengetahui maksud kedatangan kapus tersebut. 

"Kapus ada datang ke rumah duka tadi, bawa wartawan sama satu staffnya, tapi kami tidak berada di rumah. Tidak tahu dalam maksud apa mereka datang," tegasnya. 

Polemik ini bermula ketika viral di media sosial salah satu pasien dari Kelurahan Molosipat U, Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo tak dapat mobil ambulans karena sopir main voli ball. 

Akibatnya, Havid S. Duto (41) meninggal dunia di RSUD Aloe Saboe karena asam lambung pada Senin (17/11/2025). 

Menurut keterangan, sepupu korban Risnawati Duto saat korban mengalami sesak dan sudah gawat darurat pihak keluarga langsung menghubungi Puskemas Sipatana untuk meminjam ambulans. 

"Dia sudah sesak di rumahnya, nah sest bilang (keluarga korban yang bekerja di Puskemas Sipatana) kalau pasien sudah harus dibawa ke rumah sakit," ungkapan di rumah duka, Selasa (18/11/2025). 

Maka dengan keadaan genting seperti itu keluarga memutuskan untuk menelpon sopir ambulans agar menjemput pasien di rumah korban di Kelurahan Molosipat U. 

"Sekitar 14.30 Wita sest keluarga kami telepon sopir tapi ditunggu-tunggu lama dia inisiatif telepon kapus," ujarnya. 

Tapi jawaban Kepala Puskemas, Rita Bambang sungguh mencengangkan, di mana jawabannya  sopir ambulns akan bertanding hari itu sehingga tidak bisa menjemput pasien. 

"Kata kapusnya sopir dua-dua mau bertanding voli, nah keluarga bilang lagi tidak bisa hanya antar saja tidak bisa soalnya ini sudah akan bertanding," bebernya. 

Si korban pun awalnya meminta untuk diantar menggunakan becak motor (bentor) tapi dilarang karena posisinya sempit hingga akhirnya menggunakan mobil online. 

"Naik maxim saja ya karena kita ada beberapa orang," ucapnya. 

Saat perjalanan pun mereka harus menghadapi macet karena pasien saat itu tidak menggunakan mobil ambulns yang memang diprioritaskan. 

"Di jalan pun kami kena macet, karena ada perbaikan jalan, tapi maksud kami minta bantuan ambulans biar mempercepat proses ke rumah sakit," tegasnya. 

Sampai di rumah sakit pasien masih dilakukan penanganan medis hingga sekitar pukul 18.30 Wita bada Magrib pun Havid menghebuskan napas terakhir. 

"Sekitar dua jam dirawat dan akhirnya almarhum menghebuskan napas terakhirnya," ucapnya lirih. 

Ia pun mengaku kecewa dengan jawaban kapus mementingkan untuk ikut main voli ketimbang menyelamatkan nyawa seseorang. 

"Kami paling kecewa dengan jawaban kapus yang lebih mementingkan main voli ketimbang menyelamatkan nyawa orang," tegasnya. 

Apalagi ditambah hingga Havid dikebumikan kapus tidak datang untuk meminta maaf kepada pihak keluarga. 

"Tadi KTU-nya ada tapi kapusnya tidak ada," terangnya. 

Klarifikasi Kapuskes

Sementara itu, Kepala Puskemas Sipatana, Rita Bambang memberikan klarifikasinya. 

Menurut keterangannya kemarin Senin (17/11) 2025) pihak Puskemas Sipatana mengikuti pertandingan voli ball yang dijadwalkan pukul 15.00 Wita dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN). 

"Kalau misalnya dalam hari-hari kebanggaan kita terjadi euforia," ucapnya. 

Sehingga masuk telepon dari keluarga yang dinyatakan butuh penanganan, Rita menyebut kondisi itu sopir berada di Dinas Kesehatan Kota Gorontalo

"Yang menelpon itu petugas yang ada di sini bukan kami tidak memberikan tapi drivernya mau main voli ball," tegasnya. 

Ia membantah tidak memberikan mobil ambulans menurutnya mobilanya akan diberikan tapi drivernya yang saat itu masih ikut pertandingan. 

"Ada yang telepon saya tapi terputus. Saya mau bilang kalau mau pakai mobil ambulans silahkan tapi drivernya masih main voli ball," ucapnya. 

Katanya, permasalahan yang merenggut nyawa seseorang itu hanya miss komunikasi. 

"Ini hanya miss komunikasi saja, kan ada orang kesehatan di situ kan hanya 2 KM dari rumah ke IGD kan ada oksigen, ada infus kita main voli ball hanya dua jam, " ucapnya. 

Ditanya soal lurah akan mencarikan driver pun dirinya menjawab komunikasi tidak sampai kepada dirinya. 

"Tidak ada komunikasi kepada kami," ucapnya. 

Kemudian Lurah Molosipat U Septian Z Duto dihubungi melalui sambungan telepon menyatakan komunikasi telah dilakukan tapi pernyataan dari puskesmas ambulans masih digunakan. 

"Saya bilang karena kalau tidak ada driver saya carikan sopirnya, tisak benar putus komunikasi karena sepupu saya dengar langsung," jelasnya. 

Menurutnya sudah dilakukan komunikasi sebab saat itu pasien sudah gawat darurat dan membutuhkan oksigen. 

"Iya sudah ada komunikasi. Jaringan bagus tersampaikan ke kapus tapi jawabannya sedang main voli karena sudah mau mulai acara, " tutupnya.(*/Jefry) 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved