PEMPROV GORONTALO

Cabai dan Susu Jadi Tantangan Program Makan Bergizi Gratis, Begini Strategi Gubernur Gorontalo

Evaluasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Gorontalo mengungkap tantangan baru yang perlu diantisipasi. 

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
MBG GORONTALO -- Rapat evaluasi MBG yang digelar di Aula Rudis Gubernur Gorontalo bersama Satgas MBG dan OPD terkait, Kamis (6/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail menyoroti dua tantangan utama dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerah.
  • Dalam evaluasi bersama Badan Gizi Nasional, ia menyebut ketersediaan bahan baku lokal harus diantisipasi sejak dini.
  • Gusnar pun menyiapkan strategi khusus untuk menjaga pasokan pangan agar program ini tetap berkelanjutan.
 

 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Evaluasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Gorontalo mengungkap tantangan baru yang perlu diantisipasi. 

Tantangan itu disampaikan oleh Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail saat diwawancarai media. 

Adapun yang harus dipikirkan selain bahan baku lainnya adalah ketersediaan cabai dan susu sebagai bahan baku utama menu MBG. 

Rapat evaluasi tersebut dilaksanakan di Aula Rudis Gubernur Gorontalo, Kelurahan Biawao, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo, dan dihadiri oleh pihak Badan Gizi Nasional (BGN) serta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Gusnar menjelaskan perkembangan pelaksanaan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di daerah.

"Dari 41 calon SPPG, yang sudah operasional itu baru 22. Ditargetkan sampai akhir Desember akan ketambahan 19 SPPG," ujarnya.

Namun, Gusnar menekankan bahwa persoalan tidak hanya berhenti pada jumlah SPPG, tetapi juga pada kesiapan daerah dalam menjaga pasokan bahan baku lokal.

"Pihak terkait di dalam Satgas MBG Provinsi Gorontalo saya sudah minta mengantisipasi itu," katanya.

Ia menjelaskan bahwa dengan terus bertambahnya jumlah SPPG, kebutuhan bahan pangan seperti cabai dan susu akan meningkat. 

Karena itu, ekosistem produksi dan distribusi bahan baku harus dipersiapkan sejak dini.

Saat ini di Gorontalo semuanya masih mengguncang bahan baku lokal. 

"Bahan baku lokal, tapi itukan baru 22 SPPG, coba anda bayangkan kalau sudah ratusan SPPG, mau ambil dari mana bahan bakunya," tegas Gusnar.

Ia menyoroti cabai sebagai komoditas yang paling sensitif terhadap perubahan harga.

Cabai satu bahan baku yang paling sensitif terhadap inflasi. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved