PEMPROV GORONTALO

Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail Siapkan Ekosistem Bahan Baku Lokal Untuk Program MBG

Gusnar Ismail dalam rapat tersebut meminta Satuan Tugas (Satgas) MBG di Gorontalo segera membangun ekosistem penyediaan bahan baku lokal.

|
Ringkasan Berita:
  • Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail memimpin evaluasi pelaksanaan pemberian makan bergizi gratis
  • Gusnar Ismail sudah meminta stakeholder untuk membangun ekosistem untuk mempersiapkan suplai bahan baku lokal 
  • Saat ini sudah 8 ribuan siswa menikmati MBG di Gorontalo

 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail memimpin evaluasi pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (6/11/2025).

Rapat ini digelar di Rumah Dinas Gubernur Gorontalo, Jalan Sultan Hassanudin, Kelurahan Heledulaa Selatan, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Dalam rapat tersebut hadir juga Wakil Gubernur Idah Syahidah, Sekretaris Provinsi Gorontalo Sofian Ibrahim, dan instansi terkait.

Gusnar Ismail dalam rapat tersebut meminta Satuan Tugas (Satgas) MBG dan stakeholder di Gorontalo untuk segera membangun ekosistem penyediaan bahan baku lokal guna mendukung keberlanjutan program MBG

Langkah ini penting untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan bahan baku seiring bertambahnya jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Gusnar mengungkapkan bahwa saat ini Gorontalo terdapat 41 calon SPPG dan 22 unit sudah beroperasi. 

Baca juga: Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail Bagikan 97 Motor dan 5 Kapal ke Nelayan

"Ketika MBG ini semakin berkembang dengan bertambahnya SPPG. Dia mengambil bahan baku dari mana? Oleh karena itu semua instansi terkait dalam satgas MBG Gorontalo, saya sudah minta untuk mengantisipasi itu," jelasnya

Doktor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini juga menambahkan penggunaan bahan baku makanan lokal juga selaras dengan arahan pemerintah pusat.

"Saya berkeinginan, saya kira ini sesuai arahan dari pusat, bahwa suplai komoditas harus berasal dari daerah setempat," katanya

Ia juga telah memerintahkan satgas MBG untuk memetakan ketersediaan bahan baku di masyarakat.

"Mulai sekarang itu harus dipetakan. SPPG itu harus mengambil bahan baku dari daerah. Itulah mengapa dinas pertanian diarahkan bersama tim penggerak PKK," katanya.

Menurutnya, PKK di sini mempunyai peran penting karena memiliki jaringan hingga ke pelosok desa. 

Selain itu, PKK juga terbiasa mengelola bahan makanan seperti sayuran dan rempah-rempah karena di dalamnya mayoritas ibu-ibu.

"Ini ibu-ibu, mereka punya anggota sampai di bawah dan biasa mengelola hortikultura dalam hal ini sayur-sayuran. kemudian rempah-rempah, ibu-ibu paling tahu," jelas suami dari Nani Mokodongan ini

Untuk mendukung hal tersebut, politisi Partai Demokrat ini telah menyiapkan anggaran yang berasal dari APBD agar saat permintaan meningkat, tidak akan menimbulkan inflasi.

"Kita sudah siapkan anggaran untuk itu," ungkapnya.

Dia berharap dengan adanya penguatan ekosistem bahan baku lokal pada program MBG ini memberi dampak signifikan pada perputaran ekonomi di masyarakat. 

Baca juga: Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail Pimpin Rapat Persiapan Penas 2026, Ribuan Petani Nelayan Akan Hadir

Selain itu, SPPG juga diimbau untuk memprioritaskan pembelian bahan baku dari petani lokal.

"Oleh karena itu kita ajak mereka mempersiapkan bahan baku. Kita bangun dulu ekosistemnya. Saya minta inventarisasi dulu, mana-mana yang bisa bekerja sama di situ, kita datangi, kita arahkan. Mengarahkan petani gampang sih. Ini kan tidak pakai teknologi yang sulit-sulit. Penting ada lahan sedikit, kita punya traktor banyak. Kalau lahan besar kita (pakai) traktor aja, gratis. Kita siapkan lahan siap tanam. Masyarakat tinggal tanam," jelasnya.

Dalam rapat itu juga Gusnar mengungkapkan kualitas beras di Gorontalo saat ini sudah memenuhi standar beras pemium dan medium.

Sementara itu, cabai menjadi komoditas paling rawan.

"Coba-coba kalau tidak ada di lapangan, inflasi akan naik gila-gilaan. Nanti didaftar monitoring saya untuk inflasi duluan merah itu (cabai). Semua kita kendalikan. Oleh karena itu masyarakat kita siapkan untuk menanam," ungkapnya

Selain itu, Gusnar mengakui ketersediaan susu di Gorontalo juga masih menjadi kendala. 

Sehingga dia berencana akan mendatangkan sapi perah ke Gorontalo guna mendukung pasokan susu lokal.

"Kita belum adaftif dengan susu sapi. Kita punya program pengembangan sapi, tapi penggemukan bukan sapi perah. Saya diskusi dulu dengan teman-teman karena barang baru. Walaupun sudah dikenal banyak tapi di Gorontalo barang baru. Itu gampang saja, yang penting masyarakat bisa adaftif, kita datangkan sapi-sapi perah," tegasnya. 

Lulusan Fakultas Pertanian Unsrat ini juga menambahkan saat ini sudah sekitar 8 ribuan siswa yang telah menikmati program MBG di Gorontalo

"Kenapa belum bertambah jumlah siswanya karena pembangunan SPPG yang sudah ada calon investornya tidak berjalan. Itu harus kita lancarkan lagi. Makanya tadi saya bilang. Satgas bikin surat kalau tidak ganti agar cepat terbangun SPPG-nya," jelasnya

Dia kembali menegaskan saat ini, SPPG saat ini sudah menggunakan bahan baku lokal. 

"Itu baru 22 SPPG, coba bayangkan ratusan SPPG. Mau ambil bahan baku dari mana. Pasti akan terjadi permintaan yang meningkat, bahan baku tidak ada di daerah, datangkan dari luar, itu berarti ada ketambahan margin, mahal, terjadi lagi inflasi, itu yang kita antispasi," jelasnya

(*/ald)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved