Hujan di Provinsi Gorontalo
BMKG Ungkap Gorontalo Masuki Musim Hujan Sejak Agustus 2025, Puncaknya Diperkirakan Januari 2026
BMKG memastikan bahwa Provinsi Gorontalo telah memasuki musim hujan sejak Agustus 2025. Puncaknya pada Desember -- Januari 2026
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Prailla Libriana Karauwan
Data yang dikumpulkan digunakan untuk memantau perubahan suhu, tekanan udara, arah angin, kelembapan, serta curah hujan secara real-time.
Dari hasil analisis itulah BMKG dapat memprediksi kondisi cuaca, memperingatkan potensi bencana seperti hujan ekstrem, badai, dan gelombang tinggi, serta memberikan panduan keselamatan bagi masyarakat.
Peran BMKG sangat penting karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan iklim tropis yang dinamis dan sering dilanda fenomena alam seperti hujan lebat, angin kencang, atau cuaca ekstrem.
Baca juga: Suhu Dingin dan Angin Kencang, Ini 6 Penyakit yang Rentan Menyerang Tubuh Saat Musim Hujan Tiba!
Dengan adanya BMKG, masyarakat bisa memperoleh informasi cuaca yang akurat dan cepat untuk mendukung keselamatan, ketahanan pangan, transportasi, hingga aktivitas sehari-hari.
Dimas juga menambahkan bahwa Provinsi Gorontalo sendiri dikenal memiliki pola hujan monsun.
Pola hujan monsun adalah sistem iklim yang ditandai dengan perubahan arah angin secara periodik yang memengaruhi curah hujan di suatu wilayah.
Hal ini karena wilayah ini sangat dipengaruhi oleh pola angin musiman atau monsun tropis yang mengatur siklus hujan dan kemarau di Indonesia bagian tengah.
Secara geografis, Gorontalo terletak di pesisir utara Pulau Sulawesi dan berhadapan langsung dengan Teluk Tomini dan Laut Sulawesi, dua perairan yang berperan penting dalam pembentukan awan hujan akibat pertemuan massa udara lembap dari samudra.
Ketika monsun barat datang (sekitar November hingga Maret), angin dari Samudra Hindia membawa uap air dalam jumlah besar ke wilayah Indonesia, termasuk Gorontalo.
Udara lembap ini naik dan membentuk awan tebal di atas daerah pegunungan dan pesisir, menyebabkan curah hujan tinggi hampir setiap hari.
Inilah yang membuat Gorontalo kerap diguyur hujan lebat saat musim barat tiba.
Sebaliknya, saat monsun timur berlangsung (Mei hingga September), angin kering dari Australia membuat hujan berkurang, meski di beberapa daerah Gorontalo tetap terjadi hujan ringan karena pengaruh lokal seperti topografi dan suhu laut.
Dengan kondisi geografis dan iklim seperti itu, Gorontalo menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki karakter hujan monsun yang jelas, dengan perbedaan signifikan antara musim hujan dan kemarau, namun tetap memiliki curah hujan relatif tinggi sepanjang tahun.
Baca juga: Apakah Seragam PPPK Paruh Waktu dan Penuh Waktu Berbeda? Cek Aturan Resmi dan Penjelasannya di Sini
Dimas juga menekankan bahwa BMKG rutin mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk periode 10 harian.
Peringatan ini mencakup prediksi curah hujan tinggi, angin kencang, hingga potensi banjir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.