Gerhana Bulan Total di Gorontalo
Gerhana Bulan di Gorontalo Tertutup Kabut, Fenomena Langka Tak Terlihat Jelas
Harapan sebagian masyarakat Gorontalo untuk menyaksikan fenomena gerhana Bulan total dini hari tadi pupus.
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Harapan sebagian masyarakat Gorontalo untuk menyaksikan fenomena gerhana Bulan total dini hari tadi pupus.
Meski sejak sore langit terlihat cerah, kabut tipis menutupi wajah Bulan saat momen gerhana berlangsung.
Pantauan TribunGorontalo.com dari Desa Luhu, Kecamatan Telaga, sejak pukul 01.00 Wita, cahaya Bulan mulai tampak buram akibat kabut.
Memasuki pukul 01.30 Wita, cahaya Bulan bahkan menghilang, sehingga fenomena blood moon tidak terlihat jelas.
Kondisi serupa juga dikeluhkan warganet melalui siaran langsung di Facebook.
“Di tempat saya di Pabean berawan, padahal sebelumnya cerah sekali,” tulis Fahrys Harun.
Sementara itu, akun Asni Yunus menambahkan,
“Isimu kabut, berawan.”
Sebelumnya, Ketua Tim Hisab Rukyat Kanwil Kemenag Gorontalo, Safrianto Kaawoan, telah menjelaskan bahwa gerhana Bulan kali ini diprediksi berlangsung cukup lama.
“Mulai gerhana Bulan total itu jam 01.30 Wita dan puncaknya sekitar jam 02.00 Wita,” ungkapnya.
Menurut Safrianto, fenomena ini bisa diamati hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan durasi mencapai 1 jam 23 menit.
Ia pun mengimbau umat Islam di Gorontalo untuk melaksanakan salat gerhana. “Salat gerhana Bulan ini dapat dilakukan pada jam 01.30 Wita.
Ini bukan sekadar seremonial, tetapi bagian dari sunnah Rasulullah SAW,” ujarnya.
Sebagai informasi, gerhana Bulan terjadi ketika cahaya Matahari terhalang Bumi hingga tidak seluruhnya sampai ke Bulan.
Pada puncaknya, jika langit cerah, Bulan akan tampak berwarna merah.
Sayangnya, kondisi langit Gorontalo yang berkabut membuat fenomena langka dini hari tadi tidak bisa dinikmati secara maksimal.
(*/Jian)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.