Ponpes Al Khoziny Ambruk
Korban Musala Ambruk di Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 61 Jiwa, Dua Santri Masih Hilang
Tragedi runtuhnya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terus menyisakan duka mendalam.
Pengasuh Ponpes Al Khoziny, Abdul Salam Mujib, membenarkan bahwa bangunan tersebut belum genap setahun berdiri.
“Sudah lama, sudah 9 sampai 10 bulan. Baru tiga dek terakhir jadi, enggak pakai genteng, langsung dek,” ujarnya.
BNPB sebelumnya merilis penyebab robohnya musala sebagai akibat dari kegagalan teknologi konstruksi.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari, menekankan pentingnya pengawasan teknis dan penerapan standar keselamatan bangunan.
“Robohnya musala karena kegagalan teknologi. Masyarakat dan pengelola bangunan bertingkat diimbau untuk memastikan pengawasan teknis pembangunan agar kejadian serupa dapat dicegah,” ujarnya.
Tragedi ini disebut sebagai insiden dengan jumlah korban terbanyak sepanjang tahun 2025, bahkan melampaui bencana alam seperti banjir bandang di Bali dan Nagekeo, NTT.
Proses pembersihan puing-puing bangunan terus dilakukan dengan bantuan alat berat.
Kegiatan difokuskan pada sektor A1 dan A2, dengan tetap mengedepankan kehati-hatian karena reruntuhan terhubung langsung dengan bangunan lama di sisi sebelahnya.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan lokal terus bekerja sepanjang malam untuk mempercepat proses evakuasi dan identifikasi korban.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.