Ponpes Al Khoziny Ambruk
UPDATE Terkini Korban Mushala Ambruk di Ponpes Al Khoziny: 50 Tewas, 13 Masih Tertimbun
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat data terbaru total korban tewas ambruknya bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny
Bangunan terdiri dari tiga lantai, dan dek atas disebut belum menggunakan genteng, melainkan langsung ditutup dengan cor beton.
“Sudah lama, sudah 9 sampai 10 bulan. Baru tiga dek terakhir jadi, enggak pakai genteng, langsung dek,” kata Abdul Salam.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar terkait kelayakan struktur bangunan dan pengawasan teknis selama proses pembangunan.
BNPB sebelumnya merilis penyebab robohnya mushala sebagai akibat dari kegagalan teknologi konstruksi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menegaskan pentingnya penerapan standar keselamatan bangunan secara ketat.
“Robohnya mushala karena kegagalan teknologi. Masyarakat dan pengelola bangunan bertingkat diimbau untuk memastikan pengawasan teknis pembangunan agar kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang,” ujarnya.
Tragedi ini bahkan disebut lebih mematikan dibanding sejumlah bencana alam besar yang terjadi sepanjang tahun 2025, seperti banjir bandang di Bali dan Nagekeo, NTT.
Tim gabungan dari Basarnas, TNI, dan relawan lokal terus melakukan pencarian terhadap korban yang masih tertimbun. Budi Irawan menyebut bahwa proses evakuasi ditargetkan selesai pada hari yang sama.
“Diharapkan pada hari ini kita akan selesai evakuasi dari yang diperkirakan tinggal 13 orang,” jelasnya.
Sementara itu, keluarga korban dan masyarakat sekitar terus memantau perkembangan di lokasi kejadian.
Suasana haru dan duka menyelimuti area pondok pesantren, yang kini menjadi pusat perhatian nasional. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.