Berita Viral
Waspada! Mie Instan Favoritmu Ternyata Mengandung Bahan Karsinogenik
Tak hanya mencemaskan, EtO diketahui sebagai zat karsinogenik, yakni bahan kimia yang bisa memicu kanker jika terpapar dalam jangka panjang.
TRIBUNGORONTALO.COM -- Kabar mengejutkan kembali datang dari dunia pangan. Salah satu produk mie instan favorit masyarakat Indonesia, Indomie Mi Instan Rasa Soto Banjar Limau Kuit, ditemukan mengandung residu pestisida berbahaya, Etilen Oksida (EtO), oleh otoritas makanan dan obat Taiwan (FDA).
Tak hanya mencemaskan, EtO diketahui sebagai zat karsinogenik, yakni bahan kimia yang bisa memicu kanker jika terpapar dalam jangka panjang.
Menyikapi temuan ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) langsung bergerak cepat dan menyatakan akan memanggil produsen terkait, yaitu Indofood.
Badan POM RI membuka kemungkinan untuk merevisi aturan penggunaan Etilen Okside (EtO) yang diperbolehkan pada pangan.
Langkah ini diambil setelah ditemukan lagi residu pestisida, etilen oksida (EtO) pada mie instan Indomie asal Indonesia di Taiwan.
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengungkapkan, akan memanggil pihak produsen Indomie Rasa Soto Banjar Limau Kuit yaitu Indofood untuk membahas temuan tersebut.
Baca juga: Ribuan Calon PPPK Padati Polresta Gorontalo Kota demi Urus SKCK, Ada yang Antre Sejak Subuh
Baca juga: Setelah Gerhana Bulan, Kini Gerhana Matahari Parsial Akan Hiasi Langit Dunia pada 21 September 2025
"Karena kan sebelumnya juga masalah pada etilen oksida. Sedang progres sekarang (kemungkinan reformulasi). Kami akan segera panggil dari produsen," ujar Taruna kepada wartawan di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Bukan Kasus Pertama
Temuan etilen oksida pada mie instan ini bukan pertama kali terjadi.
Sebelumnya otoritas obat dan makanan negara Singapura dan Taiwan juga pernah melaporkan temuan zat kimia pada sejumlah varian mie instan asal Indonesia.
Seperti Indomie Mie Ayam Spesial, Mie Sedaap Korean Spicy Soup, Mie Sedaap Korean Spicy Chicken Flavour Fried Noodle, Instant Cup Mie Sedaap Korean Spicy Chicken, Mie Sedaap Soto.
Karena, BPOM berupaya menindaklanjutkan temuan-temuan tersebut.
"Itu sudah masuk atensi kami. Nanti kami BPOM akan melanjutkan lebih jauh yang berhubungan dengan itu. Yang jelas itu juga jadi atensi kami," tegas Taruna.
Warga Taiwan Dilarang Konsumsi Indomie Mie Instan Rasa Soto Banjar Limau Kuit
Otoritas Obat dan Makanan Taiwan atau FDA melaporkan temuan satu batch mie asal Indonesia yang diduga mengandung residu pestisida, etilen oksida (EtO).
Warga diharapkan membuang dan tidak konsumsi Indomie Mi Instan Rasa Soto Banjar Limau Kuit yang memiliki tanggal kedaluwarsa sebelum 19 Maret 2026.
Saat itu Pusat Keamanan Pangan (CFS) sedang menyelidiki apakah produk yang terdampak telah diimpor ke Hong Kong dan sedang menghubungi otoritas terkait untuk informasi lebih lanjut.
Fungsi Etilen Oksida pada Pangan
Mengutip laman Cancer Gov, Etilen Oksida (EtO) merupakan gas tidak berwarna yang mudah terbakar dengan bau manis.
Penggunaan etilen oksida pada produksi mie instan biasanya dalam jumlah kecil.
Fungsinya untuk memperpanjang masa simpan dan mencegah pertumbuhan bakteri.
Namun, zat kimia ini sangat berbahaya bagi kesehatan jika terpapar dalam jumlah yang berlebihan termasuk kanker, kerusakan saraf, gangguan sistem reproduksi, dan kerusakan organ hingga mempengaruhi fungsi sistem reproduksi manusia.
Apa Residu Pestisida
Residu pestisida adalah sisa senyawa kimia dari pestisida yang tertinggal di dalam atau pada produk pertanian, pakan hewan, atau lingkungan, baik akibat penggunaan langsung maupun tidak langsung, dan dapat berpotensi menimbulkan dampak kesehatan yang merugikan dalam jangka panjang jika terakumulasi. Keberadaannya dipantau dan diatur oleh batas maksimum residu (BMR) untuk melindungi kesehatan konsumen.
Sumber dan Bentuk Residu:
Penggunaan Langsung: Sisa bahan aktif pestisida yang tidak terurai setelah penyemprotan pada tanaman.
Produk Degradasi/Metabolit: Senyawa turunan dari pestisida yang terbentuk akibat penguraian kimia atau biologis, yang juga dianggap sebagai residu jika memiliki signifikansi toksikologi.
Pengotor (Impurities): Bahan kimia pengotor yang ada dalam produk pestisida.
Dampak dan Kekhawatiran:
Kesehatan Manusia: Paparan residu pestisida dalam jangka panjang melalui konsumsi makanan dapat menyebabkan gangguan saraf, metabolisme enzim, atau bahkan kanker dan gangguan hormon endokrin.
Lingkungan: Residu pestisida dapat mencemari tanah dan perairan, mengancam biota air dan ekosistem. Senyawa persisten seperti organoklorin memiliki waktu paruh panjang sehingga tetap berada di lingkungan dan terakumulasi dalam rantai makanan.
Apa itu Etilen oksida?
Etilen oksida (ethylene oxide, disingkat EtO) adalah senyawa kimia berbentuk gas tak berwarna, mudah menguap, dan sangat reaktif dengan rumus kimia C₂H₄O.
Beberapa hal penting tentang etilen oksida:
Baca juga: 3 Calon Nama Jenderal Purnawirawan Muncul Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam Prabowo
Baca juga: Lowongan Kerja BPJS Ketenagakerjaan Dibuka hingga 14 September! Simak Posisi dan Syarat Lengkapnya
Sifat fisik & kimia
Mudah terbakar dan meledak pada konsentrasi tertentu di udara.
Memiliki bau manis samar.
Sangat reaktif karena adanya cincin epoksida (tiga atom: dua karbon dan satu oksigen).
Kegunaan utama
Sebagai bahan baku pembuatan etilen glikol (digunakan dalam antifreeze, polyester, plastik, serat sintetis).
Untuk pembuatan deterjen, pelarut, dan bahan kimia lain.
Digunakan sebagai agen sterilisasi untuk alat medis dan rempah-rempah karena dapat membunuh bakteri, virus, dan jamur.
Bahaya kesehatan
Bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker pada manusia).
Paparan jangka pendek dapat menimbulkan iritasi mata, hidung, tenggorokan, dan sistem pernapasan.
Paparan jangka panjang bisa merusak sistem saraf, reproduksi, dan meningkatkan risiko kanker.
Jadi, etilen oksida sangat berguna di industri tetapi berbahaya jika tidak ditangani dengan benar.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.