Kasus RS Swasta Gorontalo
Diduga Tolak Pasien Kritis, RS Swasta di Gorontalo Terancam Ditutup Wali Kota Adhan Dambea
Kasus buruknya pelayanan kesehatan di Kota Gorontalo kembali terjadi. Kali ini diduga dilakukan oleh sebuah rumah sakit swasta.
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Kasus buruknya pelayanan kesehatan di Kota Gorontalo kembali terjadi. Kali ini diduga dilakukan oleh sebuah rumah sakit swasta.
Gara-gara kasus ini, Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea geram.
Bahkan ia sempat meninggikan suaranya saat diwawancarai Minggu 23 November 2025 kemarin.
Politisi Gerindra itu marah-marah saat mengungkapkan kasus itu.
Baca juga: Sisa 6 Hari! APBD Gorontalo Harus Disepakati Gubernur dan DPRD Jika Tak Mau Gaji Tertunda 6 Bulan
Ia marah lantaran warganya seakan ditelantarkan rumah sakit yang beroperasi sejak 2016 tersebut.
Meski baru berusia satu dekade, Adhan tak ragu menutup RS bercorak oranye itu lantaran dianggap mengabaikan tugas utamanya.
Kronologi kasus itupun dijelaskan gamblang oleh Wali Kota Gorontalo ke-9 tersebut.
Menurut Adhan, seorang warga mengeluhkan buruknya pelayanan rumah sakit tersebut.
Seorang pasien yang disebut-sebut sudah dalam kondisi kritis, bukannya dilayani terlebih dahulu, malah dirujuk ke rumah sakit lain.
Artinya, rumah sakit ini menurut Adhan justru menolak pasien yang harus mendapatkan penanganan awal.
Baca juga: Kapuskes Sipatana Dinonaktifkan Wali Kota Gorontalo Buntut Ambulans Dipakai untuk Turnamen Voli
"Orang sudah koma tidak dilayani bahkan diminta pindah," kata Adhan, geram.
Karena itu, ia pun meminta agar Kepala Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, Muhammad Kasim, untuk memanggil direktur rumah sakit tersebut.
Tak cuma direktur, rupanya ketua yayasan juga diminta untuk dipanggil, mengklarifikasi persoalan itu.
Puncaknya, Adhan mengancam akan menyurat ke Menteri Kesehatan untuk menutup rumah sakit di kawasan Timur Kota Gorontalo tersebut.
"Kalau tidak saya akan menyurat ke Menteri, minta ditutup ini RS kalau tidak maksimal melayani masyarakat," tegas Adhan.
"Insa allah besok akan menyurat langsung ke Multazam," ucapnya.
Hingga berita ini dimuat, TribunGorontalo.com berupaya mengonfirmasi kasus ini ke pihak rumah sakit tersebut.
Kepala Puskesmas Sipatana Dicopot
Adhan Dambea diketahui telah menginstruksikan pencopotan Kepala Puskesmas (Kapus) Sipatana, Rita Bambang dari jabatannya.
Hal itu lantaran kasus yang baru-baru ini ramai terkait 'hilangnya' mobil ambulans dari rumah sakit.
Bukan hilang dicuri, melainkan penggunaanya disebut-sebut tak sesuai peruntukan.
Gara-gara itu, seorang warga Kecamatan Sipatana sampai kehilangan nyawa.
Hal itu lantaran ambulans tak hadir di masa-masa kritis sang pasien menahan sakit.
Belakangan diketahui ambulans rupanya digunakan oleh pihak puskes untuk transportasi menuju lokasi olahraga voli.
Bukannya menunda pertandingan voli tersebut, kepala puskes malah disebut-sebut meminta agar sang pasien kritis menunggu.
"Kan kami juga tidak lama. Cuma satu jam itu bermain," kata kapuskes yang lantar menimbulkan kemarahan publik.
Karena itu, kapuskes pun resmi dicopot dari jabatannya. Hingga kini, belum diketahui pengganti otoritas tertinggi di puskes tersebut.
"Kepala puskes tidak menyediakan mobil, saya nonjobkan," katanya.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/BLUNDER-KESEHATAN-Adhan-Dambea-marah-besar-ke-sebuah-rs-Swasta-di-Gorontalo.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.