Demo Mahasiswa Gorontalo

Bentrok dengan Polisi, Mahasiswa Gorontalo Kabur ke Dalam Kampus

Aksi unjuk rasa di Perlimaan Telaga, Kabupaten Gorontalo, berakhir ricuh pada Senin (1/9/2025) sore. 

|
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu
DEMO MAHASISWA -- Aliansi mahasiswa Gorontalo saat berkumpul di perlimaan Telaga, Kabupaten Gorontalo. Kericuhan terjadi hingga memaksa mahasiswa mundur dan berlari ke dalam kampus akibat dikejar polisi. 

Aksi di Simpang 5 Telaga ini merupakan bagian dari gelombang demonstrasi serentak di Gorontalo.

Kericuhan terjadi setelah polisi membubarkan massa aksi, namun sebagian mahasiswa menolak untuk bubar dan memilih bertahan, hingga akhirnya memicu bentrokan dengan aparat.

Baca juga: Demo Ricuh, Belasan Mahasiswa Gorontalo Diamankan Polisi

Pimpinan Daerah Redam Ketegangan di Bundaran Saronde

DEMO MAHASISWA -- Polisi mengerahkan water canon untuk mengurai massa yang masih berkerumun di perlimaan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Senin (1/9/2025) malam. Belasan mahasiswa diamankan polisi.
DEMO MAHASISWA -- Polisi mengerahkan water canon untuk mengurai massa yang masih berkerumun di perlimaan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Senin (1/9/2025) malam. Belasan mahasiswa diamankan polisi. (TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)

Berbeda dengan situasi di Telaga, unjuk rasa yang digelar Aliansi Merah Maron di Bundaran Saronde justru berakhir damai. 

Gubernur Gusnar Ismail, Wakil Gubernur Idah Syaidah, Ketua DPRD Thomas Mopili, dan Kapolda Gorontalo Irjen Pol Widodo langsung menemui pengunjuk rasa.

Aksi yang didominasi mahasiswa UNG ini awalnya berlangsung tegang. 

Setelah berorasi selama dua jam, massa memberikan ultimatum. "Kami tunggu 10 menit untuk berada di sini," kata Presiden BEM UNG, Surya Reska Umar, dari atas mobil komando.

Setelah ultimatum diberikan, para pejabat hadir, namun sempat ada tarik-menarik. 

Mereka awalnya hanya berdiri sekitar 10 meter dari kerumunan, sementara suasana aksi semakin panas dengan kepulan asap dari ban bekas yang dibakar. 

Beberapa mahasiswa bahkan sempat berdebat dengan polisi, menolak pertemuan yang dianggap menjaga jarak.

Ketegangan akhirnya mereda setelah keempat pimpinan daerah tersebut memutuskan untuk duduk bersila di tengah jalan, mendengarkan tuntutan para pengunjuk rasa secara langsung. 

Tindakan ini berhasil menunjukkan niat baik pemerintah dan mengakhiri aksi dengan damai.

 


(Tribungorontalo.com/ht)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved