Berita Internasional

76 Korban Tewas Demo Antikorupsi Nepal, PM Sushila Karki Janji Tuntaskan Akar Masalah

Jumlah korban jiwa akibat demonstrasi antikorupsi yang mengguncang Nepal terus bertambah.

Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
KONDISI NEPAL -- Tentara nepal menggagalkan upaya pelarian napi di sebuah pencara di wilayah tersebut. 

TRIBUNGORONTALO.COM – Jumlah korban jiwa akibat demonstrasi antikorupsi yang mengguncang Nepal terus bertambah.

Hingga Minggu (14/9/2025), Kementerian Kesehatan Nepal mencatat sedikitnya 72 orang tewas dan lebih dari 2.113 orang luka-luka.

Reuters melaporkan, tim penyelamat menemukan jenazah di kantor pemerintahan, rumah warga, hingga pusat perbelanjaan yang hangus dibakar massa.

Gelombang protes awalnya dipicu kebijakan pemerintah yang melarang 26 platform media sosial, namun meski larangan itu dicabut, aksi telah berkembang menjadi gerakan besar menentang korupsi dan buruknya tata kelola pemerintahan.

Kerusuhan meluas dengan massa membakar gedung-gedung penting, termasuk Mahkamah Agung, parlemen, kantor polisi, rumah politisi, hingga bisnis swasta.

Aparat keamanan merespons dengan gas air mata dan peluru karet, namun bentrokan tetap berlangsung sengit.

Pemerintah Beri Santunan, PM Baru Angkat Bicara

Perdana Menteri sementara Nepal, Sushila Karki, mengumumkan santunan sebesar 1 juta rupee Nepal untuk keluarga korban meninggal.

Karki, yang baru dilantik pada 12 September usai pengunduran diri KP Sharma Oli, menjadi perdana menteri perempuan pertama dalam sejarah Nepal.

Dalam pidato publik perdananya, Karki mengaku “malu” atas kerusakan yang terjadi dan menduga aksi pembakaran dilakukan secara terencana.

“Jika mereka benar warga Nepal yang menghancurkan bangunan penting negara, bagaimana mungkin mereka bisa disebut warga Nepal?” ujarnya, dikutip BBC.

Ia menegaskan semua pelaku kekerasan akan diusut dan tak ada yang akan lolos dari jerat hukum.

Karki juga berjanji menanggapi tuntutan demonstran yang sebagian besar digerakkan oleh Generasi Z.

“Kita harus bekerja sesuai dengan cara berpikir generasi ini. Apa yang mereka tuntut jelas: mengakhiri korupsi, menciptakan tata kelola yang baik, dan mewujudkan keadilan ekonomi,” kata Karki.

Krisis politik Nepal kini memasuki babak baru, dengan sorotan publik tertuju pada kemampuan Karki menjawab harapan masyarakat sekaligus memulihkan stabilitas negara yang tengah bergejolak.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved