Sedangkan untuk program swasembada pangan, Gusnar menjelaskan provinsi Gorontalo menggiatkan berbagai sektor termasuk dua komoditi unggulan yakni pengembangan sapi dan jagung.
Provinsi Gorontalo atas lobinya mendatapat bantu 58 traktor besar dari Menteri Pertanian.
"Kalau untuk jagung kita Gorontalo sudah berskala ekspor. Untuk menjaga kondisi tersebut saya sudah melapor dengan Menteri Pertanian dan kita mendapat 58 traktor besar," bebernya.
Katanya, 58 traktor tersebut disebar diberbagai lokasi di Provinsi Gorontalo tapi dikelola oleh dinas pertanian. Tidak diserahkan langsung ke kelompok tani.
"Traktor tersebut harus dikelola oleh dinas didistribusikan ke lapangan dan ditempatkan di shelter. Di shelter itu, kelompok-kelompok tani yang ingin mengelola tanah silahkan lapor ke situ.Jadi alat traktor itu tidak dimiliki oleh kelompok tani tertentu," tegasnya.
Dia menambahkan Provinsi Gorontalo mendapat tugas melakukan ekspor ke Filipina kurang lebih 50.000 ton. Pihaknya sudah berhasil mengumpulkan sekitar Rp150.000 ton pada Meil lalu. Sayang belum bisa diekspor akibat harga murah.
"Harga jagung di Filipina beda 1.500 dengan di Indonesia, lebih murah di sana. Sehingga para eksportir tentu tidak mau dan memilih mungkin akan menjual ke bagian Jawa," jelasnya
"Nanti pada bulan Agustus ini akan terjadi panen besar-besaran stok jagung sudah pasti akan banyak. Nanti kita lihat ketika harga di Filipina sudah bagus maka para eksportir akan langsung mengekspor," tambahnya lagi
Dia berharap terjadi hilirisasi komuditas jagung di Provinsi Gorontalo, minimal ada industri pakan ternak minimal.
"Namun sampai dengan saat ini saya berjuang terus untuk itu belum berhasil mudah-mudahan kita tidak patah semangat dan terus kita lakukan," jelasnya.
Dia menjelaskan masuk para pakar ekonomi daerah menyebut Gorontalo juga tidak hanya atau tidak boleh bertumpu pada satu komoditas.
"Karena itu kami akan mengembangkan ternak sapi. Hal ini dimaksudkan agar populasi sapi di Provinsi Gorontalo meningkat untuk membangun rumah potong hewan (RPH)," jelasnya.
Gusnar mengungkap sudah mengajak investor melakukan penggemukan sapi dan mendirikan RPH di Gorontalo.
"Itu merupakan target Gorontalo namun untuk saat ini masih diantar pulau kan. Sudah sejak awal ada pasar tradisional dari pelabuhan Kwandang ke Tarakan Kalimantan Utara," katanya
"Sapi Gorontalo dinilai paling gemuk dan berapapun jumlahnya pasti diambil namun pada intinya itu bukanlah tujuan kita. Kita maunya diolah dulu, disembelih di sini dibekukan di sini kemudian habis itu dikirim," tambahnya lagi. (*/Jian)