Sosok Tokoh

Jejak 10 Tahun Ciputra di Gorontalo, Masa Kecil di Pesisir Paguat sampai Berburu di Dengilo

Penulis: Wawan Akuba
Editor: Wawan Akuba
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO STOK -Ciputra (1931-2019) adalah seorang pengusaha properti Indonesia dan pendiri Ciputra Group. Ia terkenal sebagai pengembang perumahan skala besar di Indonesia dan telah mengembangkan banyak proyek di berbagai kota, termasuk di Manado. Selain itu, ia juga dikenal sebagai filantropis dan pendiri sekolah serta Universitas Ciputra.

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Gorontalo tidak pernah menjadi latar belakang yang sekadar lewat dalam perjalanan hidup Ciputra.

Tempat ini justru menjadi ruang pertama yang mempertemukannya dengan luka, kesederhanaan, dan pilihan-pilihan yang kelak menjadikannya sosok besar bernama Dr. (H.C.) Ir. Ciputra.

Sebelum dikenal sebagai maestro properti Indonesia, anak bernama Tjie Tjin Hoan lebih dulu menjadi "Nyong", bocah kecil yang belajar hidup dari kegagalan dan kehilangan.

Rumah Kayu di Siendeng, Awal Sebuah Kenangan

Segalanya bermula dari keputusan sang kakek untuk meninggalkan kampung halamannya di Fujian, China.

Bersama keluarga, ia menempuh pelayaran panjang menuju Gorontalo sekitar awal tahun 1900-an.

Tjie Siem Po, ayah Ciputra, masih berusia sekitar sepuluh tahun saat itu.

Setelah dewasa, Siem Po menikahi seorang perempuan bernama Lie Eng Nio.

Mereka tinggal di kawasan Siendeng, Kecamatan Hulonthalangi. Di sanalah, sebuah rumah kayu berdiri, menjadi tempat lahirnya kenangan awal keluarga ini.

Rumah itu pernah berdiri kokoh, sebelum akhirnya rata dengan tanah sekitar tahun 2022. Kini, lahan itu menjadi lapangan sepak bola di samping sebuah Indomaret.

Ciputra lahir bukan di Gorontalo, melainkan di Parigi, Sulawesi Tengah, pada 24 Agustus 1931.

Namun ketika usianya menginjak enam tahun, ia dan kakaknya, Ako, dikirim naik kapal ke Gorontalo.

Tujuannya jelas: sekolah. Mereka tinggal bersama kakek, nenek tiri, dan para adik tiri ayahnya di Jalan Sutoyo—bersebelahan dengan lokasi Kantor KONI Provinsi Gorontalo saat ini.

Bukannya mendapat kenyamanan, hari-hari Ciputra justru diwarnai perlakuan keras dari tante tirinya.

Sebuah kondisi yang tak hanya menyakitkan, tetapi juga menekan.

Halaman
1234