Persaingan usaha Halim sangat banyak mengingat daerah tempat tinggalnya memang dikenal sebagai kawasan pengrajin bantal.
Meski banyak yang menekuni usaha serupa, Halim menyebut persaingan berlangsung sehat.
"Setiap pengusaha sudah punya wilayah pasarnya sendiri, jadi tidak saling tabrak," jelasnya.
Namun kata Halim, jumlah pelaku usaha bantal semakin menyusut dibandingkan masa lalu.
Dalam membuat bantal, Halim kerap mengalami tantangan.
Baca juga: Calon Jemaah Haji Gorontalo yang Mengidap TBC dan Cacar Bakal Dilarang Terbang ke Makkah
Tantangan terbesarnya yakni cuaca, jika sedang musim hujan pengeringan kapuk akan terhambat.
"Kami jemur kapuk secara manual. Mesin pengering itu mahal, sekitar Rp 500 juta," katanya.
Kini, Halim menjadi inspirasi bagi banyak orang. Usaha yang digeluti dengan konsisten dan jujur telah membawanya menapaki jalan spiritual tertinggi bagi umat Muslim yakni naik haji.
Baca juga: 279 Calon Jemaah Haji Asal Kabupaten Gorontalo Segera Berangkat, Ini Jadwalnya
“Usaha ini memang sederhana, tapi kalau dijalani serius, hasilnya luar biasa. Dari Gorontalo, saya bisa sampai ke Mekkah,” ujarnya.
Kisah Halim Umar adalah bukti bahwa dari tanah Gorontalo, dengan usaha kecil namun penuh semangat, seseorang bisa menembus batas, bahkan sampai ke Tanah Suci.
(TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)