TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Hafid Pontoh menceritakan pengalamannya menjadi supir bus.
Ia mengaku telah menggeluti pekerjaan ini sejak tahun 2000.
"Pokoknya sudah hampir 25 tahun," ungkapnya kepada TribunGorontalo.com, Sabtu (8/3/2025).
Sebelum mangkal di Terminal Dungingi, Hafid mengaku banyak pengalaman di tempat lain, seperti di Sulawesi Utara (Sulut)
Pria asal Boroko, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ini menjadi satu dari puluhan supir yang ada di Terminal Dungingi.
25 tahun menjadi seorang supir bagi Hafid adalah hal yang luar biasa.
Kendati pada beberapa momen sangat jarang penumpang yang menggunakan jasanya, namun pekerjaan ini tetap ia syukuri.
Hafid sendiri melakukan pengantaran penumpang ke Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Dengan rute keseharian yang hampir sama, Hafid mengaku ada satu daerah yang memang menurutnya sangat rawan untuk dilewati.
Meskipun sudah 25 tahun menjadi supir, bukan berarti semua akses bisa dengan mudah dilalui.
"Kalau menurut saya selama ini, yang rawan itu di tanjakan Santigi," ungkapnya.
Sehingga bagi Hafid, kondisi kendaraan yang diguanakan harus memang dicek dengan baik.
Tak muluk-muluk, meski setiap harinya harus menempuh perjalanan panjang, namun Hafid mengaku selalu fit setiap kali berangkat.
"Saya yang penting kopi, kalau ada kopi aman," pungkasnya.
Saat ini Hafid tengah disibukkan dengan pengecekan kendaraannya sebelum berangkat.