Berita Viral

Agus Buntung, Pemuda Tunadaksa yang Viral di Mataram Disebut Punya Kecerdasan Interpersonal Kuat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) menetapkan IWAS alias Agus Buntung (21), pria penyandang disabilitas asal Mataram, NTB, sebagai tersangka dugaan kasus kekerasan seksual terhadap M (23), seorang mahasiswi.

TRIBUNGORONTALO.COM -- Agus Buntung, sebutan untuk pemuda tunadaksa yang rudapaksa 2 perempuan di Mataram.

Menurut Psikolog di Indonesia, Agus ini memiliki kecerdasaan yang baik.

Ia dapat berbicara dan mempengaruhi lawan bicaranya agar lawan bicara bisa mematuhi apa yang Agus suruh.

Agus mudah untuk menjebak siapapun lawan bicaranya dan akhirnya seperti terhipnotis dengan kata-katanya.

Baca juga: Agus Buntung Cerita Kronologi Diajak Mahasiswi di Homestay Mataram NTB, Kini Jadi Tersangka

Agus dalam menjalankan aksinya, ia akan mencari perempuan yang tengah sendiri untuk diajak ngobrol panjang.

Dari obrolan itulah Agus dapat mempengaruhi perempuan tersebut.

Tersangka kasus pelecehan seksual terhadap mahasiswi, I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung dinilai memiliki kecerdasan interpersonal yang kuat.

Psikolog Lale Justin Amelinda Elizar mengatakan, bila dilihat Agus sangat baik karena mempunyai kecerdasan secara interpersonal. 

"Dengan keterbasannya dia punya kelebihan yang lain, tetapi di manfaatkan dengan jalan yang lain," katanya saat diskusi bersama para ahli di Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Politik Unram Selasa (3/12/2024).

Kelebihan dalam soal kecerdasan, ia dengan mudah berbicara dengan orang lain dengan baik.

Justin melihat Agus cukup lihai dalam mencari perempuan yang akan diajaknya bicara. 

Baca juga: Jadi Tersangka Kasus Rudapaksa di Mataram, Padahal Agus Tak Punya Tangan, Kok Bisa?

Dengan kondisi perempuan yang sendiri, ia menilai akan semakin mudah sugesti yang disampaikan ke sasaran akan masuk dan mempengaruhinya.

"Dia cukup sering sepertinya melakukan observasi, korban yang dia cari adalah perempuan yang sendirian.

Pastinya dia sudah lama melakukan ini, mungkin dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya sehingga dia sudah menentukan sendiri orang seperti apa yang akan dia jadikan korban," ujarnya.

"Ketika perempuan itu secara psikologis sangat (mudah diarahkan) kalau sudah omongin emosi, cepat banget apalagi ketika dia merasa sangat ingin dimengerti oleh orang lain," ungkapnya.

Halaman
123