Nasib Ganjar Pranowo-Anies Baswedan di Pusaran Nasdem: Tarik Ulur Koalisi dengan PKS-Demokrat

Editor: Lodie Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Panglima TNI Andika Perkasa menjadi tiga figur capres Partai Nasdem.

Selain itu, menurut dia, Nasdem juga akan mengumumkan terkait keputusan koalisi partainya pada tanggal yang sama.

Sahroni berujar bahwa bakal ada tiga nama capres yang diumumkan oleh Ketua Umum Nasdem Surya Paloh pada 10 November 2022. "Kan ada tiga nama (capres).

Nanti akan diumumin sama babeh gue (Surya Paloh) (pada) November (2022)," sebutnya, ditemui di lokasi pembangunan rumah sakit (RS) Toto Tentrem, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (26/9/2022). "(Pengumuman soal keputusan) koalisi ya tanggal 10 November (2022) itu," lanjut Sahroni.

Anies Dinilai Tak Cukup jadi Perekat 

Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat tak kunjung mengumumkan pembentukan koalisi, meski mengklaim pembahasan mengenai hal itu kian menguat.

Baca juga: Elite PDIP Puan Maharani Temui Ketum Nasdem Surya Paloh, Kata Pengamat Politik soal Isu Capres

Menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komaruddin, sosok Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang digadang akan diusung menjadi calon presiden oleh ketiga partai itu, belum cukup kuat menjadi alat perekat koalisi.

"Koalisi tidak sesederhana yang kita bayangkan. Ada berbagai faktor yang harus kita perhitungkan, salah satunya terkait kekuatan finansial Anies atau king maker-nya," ujar Ujang kepada Kompas.com, Minggu (25/9/2022).

Menurut dia, dengan menjadikan Anies sebagai capres, maka jatah untuk menjadi orang nomor satu atau nomor dua bagi ketiga parpol tersebut berkurang.

Sementara diketahui, Anies bukanlah kader salah satu partai itu. Padahal dalam membangun sebuah koalisi, kata Ujang, setiap parpol berharap adanya kompensasi yang diterima.

Partai Nasdem, di satu sisi, memang secara tegas telah memunculkan nama Anies sebagai kandidat capres, selain Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. 

Sementara, Partai Demokrat dalam beberapa waktu terakhir cukup masif mendorong ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai pasangan Anies. Meski diketahui bahwa perolehan suara Demokrat pada Pemilu 2019 lalu, tak lebih besar dari PKS. 

"Nah, PKS kan tidak dapat. Bagi PKS apa?" ujar Ujang. "Tentu PKS juga ingin kompensasi, apa, misalnya, bisa saja bantuan donasi untuk PKS (dalam bentuk) uang operasional, katakanlah, membantu PKS di pileg," lanjutnya.

Baca juga: Kader Nasdem Gorontalo Serahkan ke Surya Paloh soal Duet Anies Baswedan-AHY

Belakangan, PKS memunculkan tiga nama untuk mendampingi Anies, yakni Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan mantan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

Namun hingga kini belum ada keputusan siapa yang kelak akan mendampingi Anies, apabila jadi diajukan sebagai capres oleh koalisi ini.

Di sisi lain, Ujang menilai bahwa ketiga partai politik juga masih melihat konstelasi koalisi lawan-lawan politiknya yang sejauh ini, meski telah membentuk beberapa poros, juga masih cair.

Halaman
123