Terkadang banyak orang yang gagal, bukan karena dia tidak maksimal dalam bekerja. Tapi karena dia tidak mampu menerima apa adanya dirinya.
Untuk menjadi diri kita seutuhnya, dan bisa berdamai dengan diri secara utuh, kita harus memahami pikiran dan kemampuan kita.
Penting untuk mengurangi sifat ambisius. Tidak menjadi manusia perfeksionis. Sebab orang cerdas tahu batasan dirinya, dan tidak ingin menyiakan dirinya untuk mengatasi semua hal di luar batas kemampuannya.
Ingat, melakukan berbagai pekerjaan berbeda dalam satu waktu, tidak akan membawamu kemana-mana. Sebab semuanya akan dikerjakan seadanya alias setengah-setengah.
Ibarat pepatah, "Mengejar dua rusa sekaligus, akan membuatmu kehilangan keduanya."
Tapi cobalah untuk fokus pada satu atau dua hal yang kamu anggap itu sangat penting hidupmu. Lakukan itu saja, kemudian lihatlah hasilnya.
Proses itu layaknya perjalanan. Ada jalan terjal, ada arah melintang, ada jalan lurus.
Terkadang kita dipaksa untuk memutar, karena ada sebuah hajatan, jalan rusak, atau konstruksi jembatan.
Baca juga: 7 Faktor Semakin Berilmu Seseorang, Semakin Sedikit Teman
Bahkan kita mungkin kembali ke titik awal perjalanan atau tersesat.
Semua akan bisa dilalui, kalau kita menikmati perjalanannya. Karena kita yakin suatu saat kita akan sampai pada tujuan.
Orang cerdas akan fokus belajar menikmati pada momen apa yang mereka temui di jalan, bukan pada lama waktunya dia berkendara.
Tidak apa-apa memutar, tidak apa-apa tersesat, selama kita tidak menyerah, kita akan sampai pada tujuan yang kita inginkan. (*)