Bahaya Game Online

Game Roblox Dilarang untuk Anak-anak, Orang Tua Diminta Lebih Waspada terhadap Kontennya

Game roblox kini sedang hangat diperbincangkan karena bisa dimainkan oleh anak-anak di dalam satu permainan.

Internet
ROBLOX - Meskipun game ini populer, Roblox juga mendapat sorotan akibat Konten tidak pantas, Fitur chat terbuka, Pembelian dalam aplikasi (Robux) dan Kecanduan 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Game roblox kini sedang hangat diperbincangkan.

Pasalnya game tersebut banyak dimainkan oleh anak-anak sebab di dalam permainan itu, ada ribuan game yang bisa dibuat oleh para pengguna di seluruh dunia.

Awalnya game ini dibuat oleh David Baszucki dan Erik Cassel pada tahun 2006.

Karena banyak fitur menarik di dalam game roblox, sehingga pemainnya mayoritas anak-anak dan remaja usia 7-18 tahun.

Tapi ada juga orang dewasa yang bermain atau mengembangkan game di Roblox.

Baca juga: Sering Simpan Password di Browser? Waspadai Risikonya, Data Pribadi Bisa Dicuri dengan Mudah

Sebab, salah satu fitur menariknya adalah bisa membuat game sendiri tanpa harus jadi programer.

Meskipun game ini populer, Roblox juga mendapat sorotan akibat:

  • Konten tidak pantas
    Karena dibuat oleh pengguna, ada game dengan unsur kekerasan, horor, atau seksual yang lolos moderasi.
  • Fitur chat terbuka
    Anak-anak bisa dihubungi oleh orang asing, berisiko terjadi grooming atau perundungan online.
  • Pembelian dalam aplikasi (Robux)
    Anak-anak bisa menghabiskan uang asli jika akun tidak diawasi.
  • Kecanduan
    Banyak anak menghabiskan waktu berjam-jam hingga mengganggu aktivitas belajar.

Sehingga di Indonesia pemerintah melalui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti,  melarang anak-anak bermain permainan digital Roblox.

Dilansir dari Tribunnews.com, Tokoh Muhammadiyah ini menganggap game yang banyak digemari anak-anak ini mengandung unsur berbahaya bagi anak-anak yang secara psikologis belum matang.

Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa ketidakmampuan anak membedakan realitas dan fiksi membuat mereka cenderung meniru adegan-adegan dalam game, termasuk aksi kekerasan yang lazim terjadi di dunia virtual seperti permainan Roblox itu. 

Baca juga: 10 Juta Pengguna Android Dilarang Akses Internet Selama Beberapa Waktu Kedepan, Ini Kata FBI

"Sehingga praktek kekerasan yang ada di berbagai game itu bisa memicu kekerasan dalam kehidupan sehari-hari anak," ujar Abdul Mu’ti saat menghadiri acara peluncuran program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk anak sekolah di SDN Cideng 02, Jakarta Pusat, Senin (4/7/2025).

Abdul Mu’ti mencontohkan dalam permainan tersebut adegan membanting karakter.

Hal itu dianggap wajar dalam konteks permainan tetapi bisa menjadi masalah serius jika dilakukan dalam kehidupan nyata.

Abdul Mu’ti pun menyoroti pentingnya orang tua dalam mengatasi fenomena paparan digital ini.

"Sejak  awal harus kita pandu anak-anak kita ini untuk tidak mengakses informasi-informasi termasuk game-game yang mengandung kekerasan," imbuhnya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved