Polemik ODOL Gorontalo
Pantas Cepat Rusak! Jalan Gorontalo Hanya untuk Mobil 10 Ton, Tapi yang Lewat 30 Ton
Kondisi jalan di Provinsi Gorontalo yang cepat rusak rupanya bukan tanpa sebab. Salah satunya karena kapasitas jalan yang tak sebanding dengan beban m
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
"Dan juga tidak sesuai umur rencana sehingga butuh perbaikan dan memerlukan pembiayaan yang cukup tinggi," ujar Yuliyanti.
Dari sisi keselamatan, kelebihan muatan membuat kendaraan lebih sulit dikendalikan, terutama saat pengereman mendadak.
"Dimana dengan muatan yang berlebihan membuat kendaraan sulit untuk dikendalikan, terlebih saat pengereman mendadak," ucapnya.
Lebih jauh, jalan yang rusak parah berisiko memicu kecelakaan, khususnya jika pengendara mencoba menghindari lubang di jalan.
"Jalan yang rusak parah dapat menyebabkan kecelakaan terutama saat pengendara mencoba menghindari lubang," tukasnya.
Sebagai solusi, Yuliyanti mendorong pemerintah untuk memperkuat regulasi, meningkatkan pengawasan, dan memberi sanksi tegas pada pelanggar ODOL.
Ia juga menyarankan penguatan teknologi pengawasan, seperti pemasangan Weigh-in-Motion (WIM) yang memungkinkan kendaraan ditimbang secara otomatis tanpa perlu berhenti.
"Pemerintah harus memperkuat regulasi yang ada, termasuk meningkatkan pengawasan dan penindakan," tuturnya.
Sayangnya, Gorontalo baru memiliki dua jembatan timbang, yaitu di Marisa dan Molotabu. Ia menilai ini masih belum cukup untuk menekan praktik ODOL.
"Apalagi di Gorontalo hanya memiliki dua jembatan timbang yakni di Marisa dan Molotabu," ucapnya.
Terakhir, Yuliyanti menegaskan penanganan ODOL harus melibatkan banyak pihak lintas instansi agar kebijakan dapat diterapkan optimal.
"Karena penertiban ODOL saling berkaitan dengan beberapa lembaga maupun instansi. Sudah ada regulasi namun belum di optimalkan," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.