Perang Iran dan AS

Jika Selat Hormuz Ditutup Iran, Ini Daftar Negara yang Paling Rugi Dampaknya, Indonesia Termasuk?

Selat Hormuz diancam bakal ditutup oleh Iran. Jika Selat Hormuz ditutup, ini negara yang paling rugi.

Istimewa
TUTUP SELAT - Selat Hormuz bukan sekadar jalur laut sempit di Timur Tengah. Selat ini adalah urat nadi utama perdagangan energi dunia. Setiap hari jutaan barel minyak melewati perairan ini dari negara-negara Teluk ke seluruh penjuru dunia. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Konflik di Iran semakin memanas akibat adanya genjatan senjata.

Akibatnya Selat Hormuz yang menjadi pusat minyak bumi pun diancam akan ditutup.

Jika Selat Hormuz ini ditutup, maka akan banyak negara yang terkena dampaknya.

Dilansir dari TribunJatim.com, Data dari Badan Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) menyebutkan, sekitar 14,2 juta barel minyak mentah dan 5,9 juta barel produk minyak bumi melewati Selat Hormuz setiap hari.

Jumlah tersebut mewakili sekitar 20 persen dari pasokan minyak global pada kuartal pertama tahun ini.

Dari angka itu, sekitar 84 persen ditujukan ke kawasan Asia.

Baca juga: BSU 2025 Belum Cair Sepenuhnya, Masih Ada 1,2 Juta Pekerja yang Belum Terima, Ternyata Ini Alasannya

Minyak yang melintasi selat sempit antara Iran dan Oman ini sebagian besar berasal dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, Kuwait, Qatar, dan Iran, dan hampir seluruhnya menggunakan jalur tersebut sebagai rute utama ekspor.

Berikut ini dampak yang mungkin terjadi pada negara-negara utama di Asia jika jalur Selat Hormuz terganggu, informasi dirangkum dari AFP pada Senin (23/6/2025), dikutip dari Kompas.com.

China: Pembeli terbesar

China menjadi negara Asia yang paling terdampak karena merupakan pembeli minyak terbesar dari kawasan Teluk melalui Selat Hormuz.

Menurut EIA, China mengimpor sekitar 5,4 juta barel minyak mentah per hari melalui selat ini pada kuartal pertama 2025.

Arab Saudi merupakan pemasok utama kedua bagi China, menyuplai sekitar 15 persen dari total impor minyak, atau sekitar 1,6 juta barel per hari.

Baca juga: Di Website Tertulis Lolos Verifikasi Tapi Gagal Dapat BSU 2025? Kemnaker Ungkap Alasannya

Selain itu, lebih dari 90 persen ekspor minyak Iran juga dibeli oleh China, berdasarkan data firma analisis energi Kpler.

Pada April lalu, China mengimpor sekitar 1,3 juta barel minyak Iran per hari, sedikit menurun dibandingkan bulan Maret.

India: Diversifikasi meski masih tergantung

India juga sangat bergantung pada Selat Hormuz.

Data EIA menunjukkan, negara ini mengimpor sekitar 2,1 juta barel per hari melalui selat tersebut. 

Sekitar 53 persen kebutuhan minyak India masih disuplai dari Timur Tengah, terutama dari Irak dan Arab Saudi.

Namun, demi mengurangi ketergantungan, India telah memperluas impor minyak dari Rusia selama tiga tahun terakhir.

Baca juga: Di Website Tertulis Lolos Verifikasi Tapi Gagal Dapat BSU 2025? Kemnaker Ungkap Alasannya

Menteri Perminyakan dan Gas Alam India, Hardeep Singh Puri, menyatakan, pemerintah terus memantau situasi di Timur Tengah.

"Kami telah mendiversifikasi pasokan kami dalam beberapa tahun terakhir dan sebagian besar pasokan kami tidak datang melalui Selat Hormuz sekarang," tulisnya di platform X.

"Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas pasokan bahan bakar bagi warga kami," jelas dia.

Korea Selatan: Siaga darurat

Berdasarkan catatan EIA, sekitar 68 persen impor minyak Korea Selatan, atau 1,7 juta barel per hari, juga melewati Selat Hormuz.

Arab Saudi menjadi pemasok utama dengan kontribusi sekitar sepertiga dari total impor minyak negeri itu pada tahun lalu.

Baca juga: Akibat Sering Konsumsi Minuman Manis, Regina Bocah Kelas 5 SD Kena Diabetes hingga Koma 3 Hari

Kementerian Perdagangan dan Energi Korea Selatan mengaku telah menyiapkan langkah antisipasi jika pasokan terganggu.

"Pemerintah dan pemangku kepentingan industri telah bersiap menghadapi keadaan darurat dengan menjaga cadangan minyak strategis yang setara dengan pasokan sekitar 200 hari," bunyi pernyataan resmi kementerian.

Jepang: Hampir semua dari Timur Tengah

Jepang mengimpor sekitar 1,6 juta barel minyak mentah per hari melalui Selat Hormuz.

Data bea cukai menunjukkan 95 persen impor minyak Jepang tahun lalu berasal dari negara-negara Timur Tengah.

Perusahaan pelayaran besar seperti Mitsui OSK menyatakan telah mengurangi waktu pelayaran kapal di wilayah Teluk untuk meminimalkan risiko.

"Saat ini kami sedang mengambil langkah-langkah untuk mempersingkat waktu yang dihabiskan kapal-kapal kami di Teluk sebanyak mungkin," ujar perusahaan tersebut kepada AFP.

Negara Asia dan kawasan lain

Selain negara-negara besar tersebut, sekitar 2 juta barel minyak mentah per hari yang melintasi Selat Hormuz juga ditujukan ke negara-negara lain di Asia, seperti Thailand dan Filipina.

Sementara itu, Eropa menerima sekitar 0,5 juta barel, dan Amerika Serikat sekitar 0,4 juta barel per hari.

Alternatif terbatas

Meskipun negara-negara Asia dapat mencoba mendiversifikasi sumber pasokan, menggantikan volume besar dari Timur Tengah bukan hal yang mudah.

Menurut analisis dari MUFG Bank, dalam jangka pendek, persediaan minyak global, kapasitas cadangan OPEC+, dan produksi minyak serpih AS bisa sedikit membantu meredam dampak.

Namun, mereka mengingatkan bahwa, penutupan penuh Selat Hormuz tetap akan berdampak pada aksesibilitas sebagian besar kapasitas produksi cadangan ini yang terkonsentrasi di Teluk Persia.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab memang memiliki infrastruktur jalur pipa alternatif untuk menghindari selat tersebut, namun kapasitasnya terbatas pada sekitar 2,6 juta barel per hari.

Iran sendiri telah membangun jalur pipa Goreh-Jask untuk menyalurkan ekspor lewat Teluk Oman.

Namun, jalur ini telah tidak aktif sejak tahun lalu, dan kapasitas maksimumnya hanya 300.000 barel per hari, menurut EIA.

Apakah Indonesia terdampak?

Meski tidak disebut secara eksplisit dalam laporan EIA, sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia juga bisa merasakan efek tidak langsung, terutama jika harga minyak dunia melonjak akibat krisis di Selat Hormuz. (*)


Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Sumber: TribunJatim
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved