Idul Adha 2025

Jelang Idul Adha 2025, Penjual Sapi di Kota Gorontalo Resah Pembeli Terus Menurun

Delapan tahun sudah Surahbil dan Hugeng menekuni profesi sebagai penjual sapi menjelang Hari Raya Idul Adha namun bru kali ini penjualan turun

TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu
SAPI KURBAN : Pasar sapi kurban di Kelurahan Huangobotu, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo, Sabtu (24/5/2025). Permintaan sapi menurun tahun ini. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Penjualan sapi di pasar hewan kurban Kota Gorontalo terus mengalami penurunan permintaan. 

Delapan tahun sudah Surahbil dan Hugeng menekuni profesi sebagai penjual sapi menjelang Hari Raya Idul Adha

Bertempat di kawasan Terminal Dungingi, Jalan Beringin, Kelurahan Huangobotu, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo, keduanya kembali membuka lapak penjualan sapi kurban. 

Surahbil dan Hugeng bukanlah pedagang sapi biasa. 

Mereka dikenal menjual sapi-sapi pilihan langsung dari para peternak di Paguyaman, Kabupaten Boalemo. 

Dengan begitu, kualitas ternak mereka lebih terjaga, karena sapi-sapi tersebut tidak melalui jalur pasar yang sering kali menyebabkan stres pada hewan.

"Memang dari pertama kita beli langsung dari para peternak, bukan di pasar-pasar," ujar Surahbil.

Salah satu keunggulan sapi-sapi dari Paguyaman adalah kualitas pakan yang sangat baik. 

Wilayah tersebut memiliki pasokan pakan melimpah seperti jagung, batang pisang, dan jerami, yang membuat sapi-sapi tumbuh sehat dan gemuk.

"Bisa dilihat dari segi ukuran, ini gemuk-gemuk untuk ukuran sapi lokal," kata Hugeng sambil menunjukkan salah satu sapi andalannya.

Harga sapi yang mereka tawarkan bervariasi, mulai dari Rp13,5 juta hingga mencapai Rp30 jutaan, tergantung ukuran dan jenis. 

Bahkan, mereka juga menyediakan sapi jenis limosin yang dikenal memiliki ukuran besar dan bobot yang berat untuk pesanan khusus.

Pernah dalam satu musim penjualan, mereka berhasil menjual nyaris 200 ekor sapi. 

Banyak pelanggan tetap mereka berasal dari dinas dan lembaga pemerintahan, bahkan ada instansi yang membeli hingga 10 ekor sekaligus. 

Namun situasi berbeda terjadi tahun ini, sapi mereka hanya ada beberapa yang memesan. 

“Tahun ini kami hanya menyediakan sekitar 40 ekor sapi. Tapi hingga sekarang, baru setengahnya yang terjual, padahal Idul Adha sudah dekat,” kata Hugeng.

Meskipun penjualan menurun, mereka tetap optimis dan berharap seluruh sapi bisa laku terjual menjelang hari H. 

Mereka juga menjamin bahwa seluruh hewan kurban dijual bebas dari penyakit berbahaya seperti antraks dan penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Dari Dinas sudah pernah datang dan cek langsung kondisi hewan," terang Hugeng.

Tak hanya itu, mereka memastikan bahwa sapi-sapi yang dijual tidak mengalami stres, luka, maupun cacat. 

Kebersihan dan keteraturan pola makan ternak menjadi kunci kualitas ternak yang mereka tawarkan.

Pelayanan pelanggan juga menjadi nilai tambah dalam usaha mereka. 

Setiap pembelian sapi sudah termasuk layanan pengantaran hingga ke lokasi pembeli, lengkap dengan pakan untuk sementara waktu.

"Jadi nanti hari H kita antar, termasuk mobilisasi," jelas Hugeng.

Layanan pengantaran ini mencakup wilayah Kota Gorontalo dan beberapa kabupaten terdekat yang masih dapat dijangkau. 

Meski beberapa kali menerima permintaan dari luar daerah, seperti dari Bitung, Sulawesi Utara, namun mereka tetap memprioritaskan penjualan dalam wilayah.

“Tiga tahun lalu ada permintaan di Bitung, Sulawesi Utara. Tapi untuk sekarang, kami masih fokus di daerah sendiri,” ungkap Hugeng.

Kendati tahun-tahun sebelumnya banyak pelanggan loyal yang kembali membeli, tahun ini kondisi ekonomi yang cenderung efisien turut mempengaruhi penjualan mereka. 

“Semoga saja semuanya tetap laku, karena kami sudah berusaha menjaga kualitas ternak dan pelayanan,” pungkas Hugeng penuh harap. (*)

 

(TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved