Berita Viral
Tidak Senang Lihat Orang Pacaran, Pria di Jambi Malah Tikam Wisatawan, Kini Ditangkap Kepolisian
Seorang pria di Jambi tega melakukan penikaman terhadap wisatawan. Motifnya sederhana, hanya karena tak suka melihat orang pacaran.
TRIBUNGORONTALO.COM -- Seorang pria di Jambi tega melakukan penikaman terhadap wisatawan.
Motifnya sederhana, hanya karena tak suka melihat orang pacaran.
Apalagi di tempatnya.
Dirinya pun menikam wisatawan tersebut karena wisatawan itu sedang berpacaran bersama kekasihnya.
Dilansir dari Kompas.com, penikaman ini terjadi pada Jumat (21/3/2025).
Baca juga: Ramalan Zodiak Aries, Taurus dan Gemini Besok Sabtu 10 Mei 2025: Cinta hingga Keuangan
Pelaku bernama Aldo Aprian (23) warga Jambi menikam salah satu wisatawan di kawasan Jembatan Pedestrian Gentala Arasy, Kota Jambi.
Korban, bernama Reyhan, mengalami luka tusuk di bagian punggung serta memar pada ibu jari akibat insiden tersebut.
Polisi menangkap pelaku tak lama setelah kejadian.
Kapolsek Pasar, AKP Marwi, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku nekat menikam korban karena merasa kesal melihat pasangan yang sedang berpacaran di kawasan tersebut.
"Kalau pengakuannya seperti itu, dia tidak senang kalau ada yang pacaran di Gentala," ujar Marwi dalam konferensi pers di Mapolsek Pasar, Kota Jambi, Jumat (9/5/2025).
Baca juga: Harga Beras Bakal Anjlok ke Titik Terendah, Indonesia Alami Alami Surplus Beras
Meski demikian, pihak kepolisian masih mendalami motif dan kemungkinan adanya unsur lain dalam tindakan pelaku.
"Intinya, pada kasus ini, korban tidak diperas. Tetapi memang, kita sedang dalami karena pelaku disebut kerap memeras orang yang pacaran di kawasan itu," tambah Marwi.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Pasar, Ipda Kgs M. Ali, mengungkapkan bahwa berdasarkan keterangan saksi dan sejumlah petunjuk, pelaku diketahui sering memeras wisatawan dengan dalih melarang pasangan berpacaran.
"Dia kerap mencari pasangan yang sedang duduk menikmati suasana Gentala Arasy, kemudian mengancam dan memeras wisatawan dengan meminta uang mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 75.000.
Tetapi, ini masih kita dalami karena laporan tentang pemerasan ini belum kita terima secara resmi," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.