Relokasi Pedagang Gorontalo

Tangisan Pedagang Menolak Relokasi dari TPI Gorontalo: Jangan Usir Kami!

Sejumlah pedagang tak sanggup menahan tangis saat didatangi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelabuhan Perikanan Tenda bersama Satpol PP

|
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Arianto Panambang
TOLAK RELOKASI - Potret para pedagang berdialog dengan UPTD, Rabu (30/4/2025). Para pedagang ayam dan sayuran menolak direlokasi dari TPI Kota Gorontalo (Sumber Foto: TribunGorontalo.com/Arianto Panambang) 

TRIBUNGORONTALO.COM – Sejumlah pedagang tak sanggup menahan tangis saat didatangi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelabuhan Perikanan Tenda bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Gorontalo.

Pedagang ayam dan sayuran itu meminta pemerintah tetap membiarkan mereka berjualan di tempat pelelangan ikan (TPI).

Dialog yang berujung aksi adu mulut ini terjadi pada pagi tadi, Rabu (30/4/2025).

Kedatangan UPTD dan Satpol PP ini merupakan tindak lanjut surat himbauan relokasi yang telah diterbitkan beberapa hari sebelumnya.

Dengan atribut lengkap, petugas mendatangi lapak-lapak sederhana yang selama ini menjadi sumber penghidupan puluhan pedagang.

Beberapa petugas tampak berdialog dengan nada tenang, namun tegas.

Sementara itu, para pedagang menanggapi dengan penuh kekhawatiran dan penolakan.

Mereka membentuk barisan lingkaran di lapak, menunjukkan sikap kompak untuk tetap bertahan walaupun pihak UPTD dan Satpol PP menghimbau untuk segera pindah.

“Jangan usir kami. Kami di sini bukan menumpang, kami juga membayar retribusi ke pemerintah,” ujar pedagang sayur, Dermin Hamzah.

Sejumlah pedagang lain ikut bersuara, menyatakan bahwa mereka sudah puluhan tahun berdagang di kawasan itu, dan mendukung aktivitas nelayan secara langsung.

Pedagang ayam juga demikian menolak untuk direlokasi, Ketua Asosiasi Nelayan Kota Gorontalo Charles Mantu mengatakan bahwa relokasi tanpa solusi nyata hanya akan memperparah kondisi ekonomi masyarakat kecil.

“Kami tidak ganggu pembongkaran ikan. Kami jualan di tempat yang sama sejak belasan tahun. Kenapa baru sekarang dilarang?” ujarnya dengan nada kesal.

Pantauan TribunGorontalo.com, suasana sempat memanas, namun tidak terjadi bentrokan fisik.

Sejumlah pedagang perempuan terlihat meneteskan air mata. Mereka khawatir jika hari ini adalah hari terakhir mereka berjualan di tempat yang telah mereka rawat selama bertahun-tahun.

“Ini bukan hanya soal tempat jualan, ini soal hidup kami. Di sini kami dipercaya nelayan, masyarakat sekitar. Kalau kami pindah, kami kehilangan semuanya,” ujar seorang pedagang rempah, Lico Kubali.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved