Relokasi Pedagang Gorontalo
Asosiasi Nelayan Gorontalo Tolak Relokasi: Jangan Dulu Ada Eksekusi, Rakyat di Sini Tidak Mencuri
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Gorontalo, Charles Mantu, menyatakan keberatan terhadap rencana relokasi pedagang ayam dan sayur
(Laporan: Moh Zulpama Hulopi/Peserta Magang dari UNG)
TRIBUNGORONTALO COM – Ketua Asosiasi Nelayan dan Pedagang sekaligus Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Gorontalo, Charles Mantu, menyatakan keberatan terhadap rencana relokasi pedagang ayam dan sayuran di tempat pelelangan ikan (TPI).
Ia lantas meminta Pemerintah Provinsi Gorontalo menunda relokasi pedagang.
Charles menilai kebijakan relokasi yang diterapkan Pemerintah Provinsi Gorontalo tidak berpihak kepada rakyat kecil.
Menurutnya, pemerintah hanya mengedepankan aturan tanpa adanya pertimbangan dampak ekonomi bagi para pedagang non-ikan.
"Jangan dulu ada eksekusi, rakyat di sini tidak mencuri. Mereka hanya mencari makan, jangan sampai aturan ini menjadi alat untuk menindas rakyat kecil," ucapnya.
Ia juga menyayangkan pemerintah mengubah status tempat pelelangan ikan (TPI) menjadi pusat pendaratan ikan (PPI).
Ia mengungkapkan, sebelum pengalihan kewenangan ini aktivitas jual beli di TPI masih diperbolehkan.
Namun setelah TPI menjadi kewenangan pemerintah provinsi, muncul berbagai larangan yang diberlakukan, termasuk relokasi pedagang ayam dan rempah-rempah.
"Mereka para pedagang membayar biaya kontribusi. Bahkan sampai diukur tempat jualannya, per meter Rp10 ribu. Tapi tiba-tiba disomasi dan dipindahkan," jelasnya.
Charles pun berharap pemerintah bersikap bijak dan tidak memaksakan relokasi secara sepihak.
Ia ingin semua pihak duduk bersama mencari solusi terbaik tanpa adanya konflik kepentingan.
Baca juga: Pedagang Non-Ikan Direlokasi ke Pasar Sentral, UPTD: Tempat Baru yang Layak
Ketegangan pedagang dan UPTD
Diberitakan sebelumnya ketegangan mewarnai kawasan tempat pelelangan ikan (TPI) Tenda Kota Gorontalo.
Berawal dari petugas UPTD Pelabuhan Perikanan Tenda dan Satpol PP Provinsi Gorontalo mendatangi para pedagang non-ikan pada pagi tadi, Rabu (30/4/2025).
Sejak rombongan tiba di lokasi, teriakan penolakan dari puluhan pedagang ayam, sayur, dan rempah-rempah langsung menggema di area TPI.
Pantauan TribunGorontalo.com di lapangan, sekitar pukul 09.00 Wita, belasan petugas berseragam lengkap tiba dengan mobil operasional Satpol PP.
Mereka langsung berpencar dan mendekati lapak-lapak pedagang yang tersebar di sekitar pelabuhan.
Namun belum sempat dialog dimulai, puluhan pedagang yang sudah berkumpul itu langsung berteriak ke arah petugas.
“Jangan usir kami! Ini tempat kami cari makan!” teriak seorang ibu pedagang sayur sambil mengangkat dagangannya.
Teriakan serupa disambut oleh pedagang lainnya. “Kami tidak mau pindah",
Beberapa pedagang pria turut maju ke barisan depan, menantang petugas agar melihat kondisi mereka secara langsung.
Setiap langkah petugas yang berusaha menjelaskan maksud kedatangan mereka dibalas dengan teriakan lantang.
Meski suasana semakin riuh, petugas Satpol PP dan UPTD tetap berupaya melakukan pendekatan persuasif.
Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Tenda, Lindawaty Hagu, beberapa kali mencoba menenangkan massa dengan pengeras suara. Namun suaranya tenggelam oleh gelombang teriakan para pedagang.
“Bapak-bapak, ibu-ibu, mohon tenang. Kami datang hanya untuk menyampaikan imbauan. Itu siapa yang teriak, itu bukan pedagang pasti," terangnya di depan ratusan warga.
"Tidak ada penertiban hari ini. Kami harap bisa dibicarakan baik-baik, silahkan mengemas barang meja sampai pukul 23.59 Wita malam ini,” ujar Lindawaty.
Namun upaya itu lagi-lagi dibalas dengan teriakan pedagang dan warga yang terus menggema di TPI.
Hingga siang tadi, proses sosialisasi dan imbauan tetap berlangsung dengan pengawalan ketat.
Sementara itu, para pedagang terus berkerumun, meneriaki setiap pergerakan petugas. Beberapa pedagang perempuan terlihat menangis, sementara yang lain tetap bersikeras berdiri di depan lapak masing-masing.
“Kami akan tetap bertahan! Kalau besok paksa bongkar, kami lawan,” teriak seorang pedagang sayur.
Meski tidak terjadi bentrokan fisik, adu mulut terus berlangsung.
Pihak Satpol PP dan UPTD telah selesai melakukan himbauan dan meninggalkan lokasi. Namun para pedagang tetap berjaga di lapak mereka.
Para pedagang berharap ada pihak Pemerintah Provinsi Gorontalo yang mau berpihak pada nasib pedagang kecil. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.