Sejarah dan Budaya Gorontalo
Artefak Usia Ratusan Tahun di Gorontalo Disimpan Cucu Nani Wartabone, Bros Emas Berlapis 44 Berlian
Artefak berusia ratusan tahun diperkenalkan oleh Arisman Wartabone secara eksklusif kepada TribunGorontalo.com, Minggu (27/4/2025).
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
Hal itu sebagai upaya untuk mensosialisaksan peristiwa sejarah di Gorontalo yang saat ini mulai tergerus dengan perkembangan zaman.
Arisman adalah cucu Nani Wartabone. Dari silsilah keturunan, ia adalah anak dari Fauzy Wartabone (anak kelima Nani Wartabone dari sembilan bersaudara).
Nenek Arisman adalah Aisyah Tangahu, istri pertama Nani Wartabone.
Saat diwawancarai TribunGorontalo.com, bagi Arisman, momen upacara peringatan Patriotik 23 Januari ini sangat penting dan tidak boleh dilupakan disetiap tahunnya.
"Peristiwa ini sangat istimewa dan sakral," ungkapnya.
Ia menegaskan, proklamasi yang dicetuskan kakeknya adalah proklamasi pertama di Indonesia sebelum datangnya penjajah Jepang di Gorontalo.
Momen kekosongan kekuatan di Gorontalo itu kata Arisman dimanfaatkan oleh Nani Wartabone membentuk tentara nasional Indonesia (TNI) di Gorontalo untuk memproklamirkan kemerdekaan.
Peristiwa 23 Januari kata Arisman, tidak hanya dimaknai sebagai sejarah perjuangan oleh masyarakat Gorontalo saja, melainkan nasional.
Kepaiawaian kakeknya membangun konsolidasi dengan petinggi bangsa sangatlah statregis.
"Bahkan Presiden Soekarno saat itu dua kali mengunjungi Gorontalo, padahal kita tau daerah ini begitu kecil," tukasnya.
Fakta sejarah inilah yang harus diperhatikan oleh Pemprov Gorontalo, lebih meningkatkan kegiatan saat peringatan 23 Januari.
Salah satu contoh untuk mengedukasi generasi muda, Pemrov harus getol memberikan sosialisasi dan edukasi di media sosial.
(TribunGorontalo.com/Arianto Panambang)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.