Mahasiswa UNG Hanyut

Tangisan Kisman Pakaya Ayah Mahasiswa KKN yang Selamat: Tolong, Jangan Lagi KKN Jauh dari Kampus

Isman Pakaya (64), tak mampu membendung air matanya saat ditemui TribunGorontalo.com pada Rabu (16/4/2025).

|
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Inayah Nuraulia Mokodongan, TribunGorontalo.com
KELUARGA DAMPINGI MAHASISWA KKN – Suasana haru menyelimuti ruang perawatan salah satu korban selamat, Fiqri Fariz Pakaya, mahasiswa KKN Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang terseret arus banjir. Keluarga besar korban terus memberikan dukungan dan doa di Rumah Sakit Aloe Saboe, Rabu (16/4/2025), berharap kondisi Fiqri segera membaik. 

Reporter: Inayah Nuraulia Mokodongan, Mahasiswa Magang

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Kisman Pakaya (64), tak mampu membendung air matanya saat ditemui TribunGorontalo.com pada Rabu (16/4/2025).

Ia adalah ayah dari Fiqri Fariz K Pakaya, salah satu mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang menjadi korban luka dalam insiden terseret arus sungai saat KKN di Desa Dunggilata, Kecamatan Bulawa, Bone Bolango, Selas (15/4/2025). 

Tangis Kisman pecah saat mengenang detik-detik ia menerima kabar bahwa anak bungsunya itu menjadi salah satu korban.

Baca juga: Sosok Alfateha Ahmadi, Mahasiswa UNG yang Tewas Saat KKN Di Mata Temannya: Murah Senyum

Fiqri kini terbaring lemah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Aloei Saboe, dengan luka-luka di wajah dan pinggangnya.

Luka itu akibat hantaman arus deras sungai saat melakukan perjalanan pulang dari kegiatan pemetaan lapangan, Selasa (15/4/2025).

"Harapan saya, kegiatan seperti ini jangan lagi dilaksanakan jauh dari kampus. Kalau bisa di sekitar sini saja," ujar Isman dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.

Kisman mengungkapkan bahwa saat kejadian, dirinya berada di kampung halaman mereka di Buol, Sulawesi Tengah.

Ia sama sekali tidak menyangka bahwa kegiatan akademik seperti KKN bisa berujung pada musibah sebesar ini.

"Saya tidak bersama dia (Fiqri) waktu itu. Saya di rumah. Kami sekeluarga tidak pernah menyangka akan begini kejadiannya," lanjutnya sambil menatap kosong ke lantai rumah sakit.

Panik, Sedih, Takut: Kakak Kandung Fiqri Tak Bisa Menahan Emosi

Kondisi yang sama juga dirasakan oleh kakak kandung Fiqri, Fitria Ningsi Pakaya (27).

Ia mengisahkan betapa campur aduk perasaannya ketika menerima kabar buruk itu.

"Sudah tidak bisa dijelaskan lagi perasaan saya. Pokoknya panik, sedih, takut… semua campur aduk," tutur Fitria dengan air mata yang terus mengalir.

Fitria dan keluarganya bergegas dari Buol menuju Gorontalo setelah menerima kabar tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved